Indikasi dan Dosis Metformin
Indikasi metformin adalah penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 2. Secara off label, metformin terkadang juga digunakan untuk penanganan prediabetes, diabetes gestasional, dan sindrom ovarium polikistik. Dosis metformin disesuaikan dengan bentuk sediaan dan usia pasien.
Indikasi
Indikasi metformin utamanya adalah sebagai terapi adjuvan dari diet dan olahraga untuk memperbaiki kontrol gula darah pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2.
Metformin juga digunakan secara off label pada prediabetes, diabetes gestasional, dan sindrom ovarium polikistik. Metformin dapat membantu menurunkan kadar androgen, memperbaiki siklus menstruasi, memperbaiki regularitas ovulasi, dan memperbaiki sensitivitas sel terhadap insulin. Metformin juga dapat menurunkan berat badan.
Metformin juga dilaporkan bermanfaat dalam penanganan kanker, seperti meningkatkan kesintasan pada karsinoma sel skuamosa kepala-leher, kanker endometrium, dan kanker paru. Kerja metformin secara umum dengan menurunkan risiko dan menginhibisi pertumbuhan sel-sel kanker.[1,2,6,8,12,14]
Dosis Dewasa
Metformin tersedia dalam dua bentuk formulasi, yaitu metformin kerja cepat (immediate release) dan kerja panjang (extended release). Dalam menggunakan metformin, dokter harus melakukan pemantauan berat badan setiap kali kunjungan untuk memastikan bahwa dosis yang digunakan sudah sesuai. Lakukan juga pemantauan kadar vitamin B12, karena metformin dapat mengganggu absorpsi vitamin B12 yang dapat menyebabkan anemia dan neuropati perifer.
Lakukan pengukuran gula darah puasa saat inisiasi dan titrasi terapi. Lakukan juga pengukuran HbA1c setiap 3 bulan. Tujuan terapi adalah untuk menurunkan kadar gula darah puasa dan HbA1c menjadi normal atau mendekati normal dengan menggunakan metformin dosis efektif terendah.[8]
Sediaan Kerja Cepat
Metformin kerja cepat (immediate release) digunakan dalam dosis awal 500 mg diberikan dua kali per hari, atau 850 mg sekali sehari. Dosis dapat dinaikkan 500 mg per minggu sesuai respon pasien, atau 850 mg tiap 2 minggu sebagaimana dapat ditoleransi oleh pasien. Dosis maksimum adalah 2550 mg/hari.[1,2,6,8]
Sediaan Kerja Panjang
Tablet metformin kerja panjang dapat dikonsumsi dalam dosis awal 500‒1000 mg, diberikan sekali sehari, dikonsumsi saat makan malam. Dosis dapat dinaikkan 500 mg per minggu, sesuai respon pasien dan sebagaimana dapat ditoleransi oleh pasien. Dosis maksimum 2500 mg/hari.
Jika kadar gula darah masih tidak dapat terkontrol, maka dapat diberikan 1000 mg dua kali sehari. Namun, apabila masih tidak dapat dikontrol, maka dapat digunakan metformin yang kerja cepat.[1,2,6,8]
Dosis Anak
Metformin tidak direkomendasikan untuk anak usia di bawah 10 tahun. Untuk anak usia ≥10 tahun, dapat diberikan tablet kerja cepat dengan dosis awal 500 mg, diberikan dua kali per hari. Dosis dapat dinaikkan 500 mg per minggu, sesuai respon pasien atau sebagaimana dapat ditoleransi oleh pasien. Dosis maksimum 2000 mg per hari.
Tablet metformin kerja panjang tidak direkomendasikan untuk remaja usia di bawah 18 tahun. Hal ini berkenaan dengan belum cukup bukti ilmiah akan efikasi dan keamanan obat ini untuk anak kelompok usia tersebut.[1,2,6,8]
Penggunaan Metformin Bersama Sulfonilurea
Jika respon klinis tidak adekuat setelah monoterapi metformin dosis maksimum selama 4 minggu, pertimbangkan penambahan bertahap sulfonilurea oral sambil melanjutkan metformin. Dalam uji klinis pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 dan kegagalan sebelumnya pada glibenclamide, kombinasi dengan metformin dilaporkan memberi hasil memuaskan terkait kontrol glikemik. Meski demikian, perlu diperhatikan risiko hipoglikemia.
Jika pasien tidak memberikan respons yang memuaskan terhadap 1-3 bulan terapi kombinasi metformin dan sulfonilurea oral dosis maksimum, pertimbangkan alternatif terapi termasuk beralih ke insulin.[8]
Penggunaan Pada Pasien dengan Gangguan Fungsi Ginjal
Lakukan penilaian fungsi ginjal sebelum memulai terapi metformin dan secara berkala setelahnya. Metformin tidak boleh digunakan pada pasien dengan laju filtrasi glomerulus (eGFR) di bawah 30 mL/menit/1,73 m2.
Inisiasi terapi metformin pada pasien dengan eGFR antara 30–45 mL/menit/1,73 m2 tidak dianjurkan. Pada pasien yang mengonsumsi metformin yang eGFR kemudian turun di bawah 45 mL/min/1,73 m2, nilai risiko dan manfaat melanjutkan terapi. Hentikan penggunaan jika eGFR pasien kemudian turun lebih lanjut hingga di bawah 30 mL/menit/1,73 m2.[8]
Penghentian Terapi pada Pasien yang Akan Menjalani Prosedur Pencitraan dengan Kontras
Hentikan konsumsi metformin pada saat atau sebelum prosedur pencitraan yang menggunakan kontras beryodium pada pasien dengan eGFR antara 30 dan 60 mL/menit/1,73 m2. Pada pasien dengan riwayat penyakit hati, alkoholisme, gagal jantung, atau pada pasien yang akan diberikan kontras iodinasi intraarteri, penggunaan metformin juga harus dihentikan.
Evaluasi ulang eGFR 48 jam setelah prosedur pencitraan. Apabila fungsi ginjal stabil, metformin dapat digunakan kembali.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. Riawati, MPH