Pendahuluan Chloroquine
Chloroquine atau klorokuin, merupakan obat pilihan untuk terapi dan kemoprofilaksis malaria sejak tahun 1949. Klorokuin efektif untuk melawan bentuk eritrositik dari Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, Plasmodium knowlesi, dan strain Plasmodium falciparum yang masih sensitif terhadap klorokuin. Saat ini penggunaan chloroquine di daerah endemik malaria di seluruh dunia sudah sangat berkurang akibat adanya resistensi terhadap Plasmodium falciparum.[1-4]
Chloroquine memiliki efek antiviral dengan menghambat replikasi beberapa virus, diantaranya anggota flavivirus, retrovirus, dan coronavirus. Secara empirik juga digunakan dalam terapi beberapa penyakit autoimun. Meskipun belum dilakukan penelitian konvensional terkait pengembangan obat (drug development) untuk indikasi tersebut, tapi chloroquine sudah menjadi bagian dalam panduan terapi untuk beberapa penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, dan sindrom Sjogren.[1,5,6,19]
Nama kimia: 7-chloro-N-[5-(diethylamino)pentan-2-yl]quinolin-4-amine[7,8]
Sinonim: Cloroquina, Chloroquinum[7,8]
Tabel 1. Deskripsi singkat Klorokuin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi Antineoplastik imunosupresan dan obat untuk terapi paliatif |
Subkelas | Antimalaria, Antivirus Imunosupresan |
Akses | Resep[9,10] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[11] Kategori TGA: penggunaan sebagai terapi kategori D; sebagai profilaksis kategori A[16] |
Wanita menyusui | Diekskresikan melalui ASI[12] |
Anak-anak | Bila diperlukan, sesuai aturan dosis[9] |
Infant | Bila diperlukan, sesuai aturan dosis[9] |
FDA | Approved[10,12] |