Kontraindikasi dan Peringatan Ethambutol
Terdapat beberapa kontraindikasi dan peringatan pada penggunaan ethambutol pada pasien yang memiliki gangguan penglihatan sebelum diberikan terapi ethambutol atau mempunyai riwayat hipersensitivitas terhadap obat tersebut. Perlu diperhatikan pemberian ethambutol pada pasien anak dibawah 13 tahun karena kesulitan pemantauan efek toksisitas optik atau gangguan fungsi ginjal dan gangguan penglihatan mata.
Kontraindikasi
Ethambutol dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap ethambutol dan pasien dengan neuritis optik.[3]
Kontraindikasi relatif: pasien yang tidak mampu mengikuti uji visus dan diskriminasi warna merah-hijau atau melaporkan perubahan fungsi penglihatan (misalnya anak <2 tahun atau pasien dengan penurunan kesadaran).[1,3]
Peringatan
Beberapa peringatan diperlukan pada beberapa keadaan salah satunya adalah pasien anak dibawah 13 tahun, pasien dengan gangguan penurunan penglihatan, hepatotoksisitas, dan pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
Populasi Umum
Pemberian ethambutol perlu diperhatikan untuk beberapa kondisi, seperti :
- Toksisitas hepar: Kasus hepatotoksisitas hepar pernah dilaporkan. Namun sebab terjadinya cedera ini belum jelas karena pemberian obat ethambutol yang dikombinasikan dengan obat antituberkulosis lainnya. Peningkatan enzim hati ringan hingga moderat bisa disebabkan oleh obat ataupun akibat reaksi alergi akibat obat. Namun, kasus cidera hati berat sangat jarang.
- Gangguan penglihatan mata: evaluasi ketajaman penglihatan akan lebih sulit pada pasien dengan katarak, neuritis optik, nefropati diabetikum, dan inflamasi pada mata. Perlu diperhatikan penurunan penglihatan disebabkan oleh obat atau progresi perjalanan suatu penyakit.
- Gangguan fungsi ginjal: dibutuhkan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal akibat akumulasi ethambutol pada ginjal.
Populasi Khusus
Pemberian ethambutol tidak direkomendasikan pada anak dibawah 13 tahun karena sampai saat ini belum ditetapkan batas keamanan pada pasien ini. Salah satu penyebabnya adalah kesulitan untuk memantau persepsi warna dan visual acuity.
Akan tetapi sebuah penelitian menggunakan funduskopi dan perimetri pada pasien usia 3 – 6 tahun sebagai alat untuk memantau efek toksisitas ethambutol pada mata. Diungkapkan, persentase kasus toksisitas okuler hanya berada dibawah 1 persen (5 dari 567 pasien) pada populasi anak dengan ethambutol. [9,10] Namun, pemeriksaan berkala penglihatan perlu dilakukan saat awal pemberian ethambutol dan setiap bulan saat sedang kontrol.
Penggunaan ethambutol pada geriatrik tidak memiliki data yang cukup. Sebuah studi pada 101 pasien berusia ≥65 tahun yang menerima regimen antituberkulosis (isoniazid atau pyrazinamide) dengan 94 pasien menggunakan ethambutol. Tidak terdapat perbedaan keamanan atau toleransi obat dibandingkan pasien dewasa pada umumnya. Pengalaman klinis tidak menemukan perbedaan respons antara pasien dewasa dan geriatrik, tetapi sensitivitas yang lebih tinggi pada individu lanjut usia tidak dapat diabaikan.[6]