Indikasi dan Dosis Favipiravir
Indikasi utama favipiravir adalah untuk terapi infeksi virus influenza. Selain itu, favipiravir juga dilakukan secara off label pada penyakit virus lain, seperti Ebola, infeksi virus West Nile, virus demam kuning, virus penyakit mulut dan kuku, enterovirus, dan rabies. Dosis biasanya 3200 mg di hari pertama dan dilanjutkan dosis rumatan 600 mg pada hari-hari berikutnya.[1,2,4,7,10]
Indikasi
Favipiravir utamanya digunakan untuk penatalaksanaan influenza pada kasus pandemik, tetapi terbatas untuk kasus yang tidak berespon dengan pengobatan lain. Favipiravir juga diteliti efikasinya dan kerap digunakan off label untuk terapi infeksi virus RNA lain, seperti Ebola, virus Bunya, dan virus rabies.
Pada awal pandemi COVID-19, favipiravir digunakan secara off label untuk COVID-19. Meski demikian, sudah banyak studi menunjukkan bahwa obat ini tidak efektif untuk mencegah perburukan, menurunkan keperluan rawat intensif, maupun keperluan suplementasi oksigen.[1,2,4,7,10]
Dosis
Favipiravir umumnya diberikan dalam loading dose 3200 mg favipiravir pada hari ke-1, terbagi 2 dosis. Selanjutnya, favipiravir diberikan dalam maintenance dose 600 mg 2 kali sehari pada hari ke-2 sampai 5.
Pada kasus ebola, beberapa studi menggunakan dosis 6000 mg pada hari ke-0. Selanjutnya, dosis yang diberikan adalah 2400 mg favipiravir per hari pada hari ke-1 hingga ke-9.[1,11]
Penggunaan pada Anak
Efikasi dan keamanan favipiravir pada anak belum diketahui. Pada studi hewan menggunakan anjing berusia 8 minggu, terjadi kematian setelah pemberian obat hari ke-20, dengan dosis 60 mg/kg/hari yang lebih rendah dari dosis letal pada anjing muda berusia 7-8 bulan.
Pada tikus berusia 6 hari dan anjing berusia 8 minggu, dilaporkan terjadi abnormalitas gait, atropi dan vakuolisasi serat otot skeletal, serta degenerasi, nekrosis, ataupun mineralisasi otot papilaris.[4,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Reni Widyastuti, Sp.FK