Indikasi dan Dosis Molnupiravir
Indikasi penggunaan molnupiravir adalah sebagai terapi infeksi virus COVID-19 ringan hingga sedang pada pasien dewasa, yang berisiko mengalami perburukan menjadi gejala berat/kritis. Indikasi ini berdasarkan Emergency Use Authorization (EUA) dari U.S. Food and Drug Administration (FDA). Sedangkan di Indonesia telah mendapatkan EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
FDA menetapkan bahwa penderita COVID-19 dewasa yang dapat diberikan monupiravir adalah dengan:
- Hasil viral testing SARS-CoV-2 positif
- Risiko tinggi mengalami progresi menjadi COVID-19 berat
- Tidak memiliki akses terhadap terapi COVID-19 lain yang sudah disetujui oleh FDA [2,11]
Sementara itu, dalam Protokol Tatalaksana COVID-19 yang disusun oleh 5 Organisasi Profesi, penggunaan molnupiravir sebagai antivirus direkomendasikan pada pasien COVID-19 derajat ringan, sedang, berat, atau kritis dengan dosis yang sama.[13,14]
Namun, hasil penelitian PANORAMIC yang dipublikasikan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa penggunaan molnupiravir pada populasi rentan dan telah tervaksinasi COVID-19 tidak menurunkan morbiditas dan mortalitas.[16]
Dosis Dewasa
Pada factsheet yang telah disetujui oleh FDA dan BPOM, dosis yang dianjurkan pada pasien dewasa adalah:
- Molnupiravir 800 mg (4 kapsul 200 mg) setiap 12 jam selama 5 hari
- Molnupiravir sebaiknya segera diberikan setelah pasien terdiagnosis COVID-19 dan dalam 5 hari sejak onset gejala[2,12]
Obat ini telah masuk ke dalam paket terapi COVID-19 dari Kemenkes, dan dapat diberikan sebagai e-prescription.
Penggunaan pada Anak
Molnupiravir tidak disetujui penggunaannya untuk pasien berusia <18 tahun, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dan kartilago. Toksisitas tulang dan kartilago ditemukan pada uji toksikologi yang dilakukan selama 3 bulan pada hewan uji tikus. Keamanan dan efikasi molnupiravir pada pasien pediatrik belum diketahui.[2,8]
Penggunaan pada Lansia
Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien lansia. Hal ini karena tidak terdapat perbedaan keamanan dan tolerabilitas molnupiravir antara pasien lansia dengan pasien dewasa.[2,12]
Penggunaan pada Pasien dengan Gangguan Ginjal
Klirens molnupiravir melalui ginjal tidak signifikan sehingga tidak diperlukan penyesuaian dosis pada gangguan fungsi ginjal ringan dan sedang.[2,12]
Belum terdapat penelitian pada pasien dengan eGFR <30 ml/menit/1,73 m2, dialisis, dan end stage renal disease (ESRD). Namun, kondisi tersebut diduga tidak berpengaruh secara signifikan.[2,12]