Farmakologi Peginterferon Alfa-2a
Secara farmakologi, peginterferon alfa-2a memiliki fungsi antiviral, antiproliferasi, dan imunomodulator. Peginterferon alfa-2a akan menghambat pertumbuhan sel, mengubah proses diferensiasi seluler, menghambat ekspresi onkogen, meningkatkan aktivitas fagositik makrofag, dan meningkatkan sitotoksisitas limfosit pada sel target.[1]
Farmakodinamik
Peginterferon alfa-2a akan berikatan dengan reseptor spesifik pada permukaan sel. Hal ini akan mengawali proses penghantaran sinyal intraseluler melalui kaskade kompleks protein yang mengaktivasi transkripsi gen secara cepat. Gen yang distimulasi interferon akan memodulasi inhibisi replikasi virus dalam sel yang terinfeksi dan menghambat proliferasi sel.[2]
Peginterferon alfa-2a menstimulasi produksi protein seperti serum neopterin, protein kinase (PKR), adenosine deaminase (ADAR), protein GTPase MX, dan sintetase 2', 5'-oligoadenylate (OAS). Protein ini berfungsi untuk menghambat translasi mRNA, mendegradasi RNA, dan mengubah produksi oksidasi nitrit. Selain itu, peginterferon alfa-2a juga secara tidak langsung merangsang sel T sitotoksik untuk menghancurkan sel yang terinfeksi.[3]
Terdapat dua studi farmakodinamik yang membandingkan dua jenis peginterferon. Preparat yang digunakan adalah peginterferon alfa-2a dan peginterferon alfa-2b. Studi pertama dilakukan dalam skala kecil selama 7 hari. Aktivitas enzimatik 2 ′, 5 ′ OAS, neopterin dan β2-mikroglobulin diukur selama 7 hari. Aktivitas 2′ 5 'OAS, neopterin serum dan konsentrasi β2-mikroglobulin tidak berbeda secara signifikan di antara kedua kelompok pasien.[4]
Sebaliknya, dalam penelitian lain, 36 pasien diacak untuk menggunakan peginterferon alfa-2b atau peginterferon alfa-2a selama 4 minggu. Setelah itu, pengobatan dipadu dengan ribavirin selama 4 minggu. Kelompok peginterferon alfa-2b memiliki kenaikan regulasi gen yang lebih signifikan daripada kelompok peginterferon alfa-2a.[5]
Farmakokinetik
Peginterferon alfa-2a dapat diabsorbsi dengan cepat. Sekitar 80% konsentrasi serum puncak akan tercapai dalam 24 jam. Rerata waktu paruhnya adalah 160 jam dan akan meningkat bila ada disfungsi ginjal.
Absorbsi
Peginterferon alfa-2a diabsorbsi secara cepat. Konsentrasi serum peginterferon alfa-2a dapat diukur dalam 3–6 jam setelah pemberian subkutan. Dalam 24 jam, 80% konsentrasi serum puncak akan tercapai dan bertahan hingga 72–96 jam setelah pemberian. Obat ini akan memiliki kadar yang stabil pada minggu ke-5 hingga ke-8.[6,7]
Distribusi
Menurut penelitian yang telah dilakukan pada tikus terkait keseimbangan massa, distribusi jaringan, dan studi autoradioluminografi, peginterferon alfa-2a didistribusikan ke hati, ginjal, sumsum tulang, dan darah. Konsentrasi tertinggi ditemukan di dalam pembuluh darah.[7]
Metabolisme
Peginterferon alfa-2a diketahui mengurangi aktivitas sistem sitokrom CYP450 di hati sehingga mengurangi metabolisme beberapa obat lain. Terdapat studi yang meneliti metabolisme peginterferon alfa-2a. Dari penelitian ini ditemukan bahwa interferon dapat mengurangi aktivitas CYP1A2. Namun, tidak ditemukan proses metabolisme yang melibatkan CYP2C9, CYP2C19, CYP2D6, atau CYP3A4.[8,9]
Eliminasi
Eliminasi peginterferon alfa-2a dilaporkan 100 kali lebih rendah daripada interferon standar. Peginterferon alfa-2a memiliki rata-rata waktu paruh 160 jam (84–353 jam). Waktu paruh tidak hanya mencerminkan fase eliminasi, tetapi juga mencerminkan proses absorbsi peginterferon alfa-2a yang berkelanjutan.[7,10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini