Indikasi dan Dosis Peginterferon Alfa-2a
Indikasi peginterferon alfa-2a adalah untuk pengobatan hepatitis B kronik dan hepatitis C kronik, yang disertai dengan penyakit hati terkompensasi. Dosis obat ini tergantung tipe hepatitis dan usia pasien.
Hepatitis B Kronik
Peginterferon alfa-2a dapat diberikan pada hepatitis B dengan hasil pemeriksaan HBeAg negatif maupun positif, yang terbukti disertai penyakit hati terkompensasi, replikasi virus, dan peradangan hati.
Dosis Dewasa
- Dosis 180 μg, 1 kali/minggu, selama 48 minggu, diberikan secara injeksi subkutan[1,6]
Dosis Anak
Peginterferon alfa-2a untuk menangani hepatitis B kronik pada anak usia ≥3 tahun tanpa sirosis, dengan HBeAg positif, replikasi virus, dan peningkatan SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase). Obat ini dikontraindikasikan pada bayi dan neonatus.
- Dosis 180 μg/1,73 m2 x BSA (body surface area), subkutan, 1 kali/minggu selama 48 minggu
- Dosis maksimal per kali pemberian adalah 180 μg
Hepatitis C Kronik
Peginterferon alfa-2a dapat digunakan untuk menangani hepatitis C kronik pada pasien dewasa dan anak, dengan penyesuaian dosis pada kondisi medis tertentu.
Dosis Dewasa
- Dosis 180 μg, 1 kali/minggu, secara injeksi subkutan
- Pada penggunaan monoterapi, obat diberikan selama 48 minggu
Sebenarnya, durasi pemberian peginterferon alfa-2a pada hepatitis C kronik berbeda-beda, tergantung genotipe dan penyakit penyerta berikut:
- Genotipe 1 (kombinasi dengan ribavirin atau tunggal): target dalam 24 minggu, di mana obat dapat dihentikan bila tidak ditemukan 2 kali penurunan log10 pada HCV RNA setelah 12 minggu terapi
- Genotipe 1 dan 4: selama 48 minggu bila obat ini dan ribavirin digunakan tanpa obat hepatitis C lainnya
- Genotipe 2 dan 3: pemberian bersama ribavirin selama 24 minggu tanpa disertai obat hepatitis C lainnya
- Genotipe 5 dan 6: data tidak ditemukan
- Koinfeksi dengan HIV: selama 48 minggu, bila obat ini dan ribavirin digunakan tanpa obat hepatitis C lainnya[1,6]
Dosis Anak
Untuk kasus hepatitis C kronik, peginterferon alfa-2a diberikan untuk anak usia >5 tahun.
- Dosis 180 μg/1,73 m2 x BSA, 1 kali/minggu, secara subkutan
- Dosis maksimal per kali pemberian adalah 180 μg
- Durasi pemberian dibagi berdasarkan genotipe, yaitu 24 minggu untuk genotipe 2 dan 3 dan 48 minggu untuk genotipe lain[1,6]
Penyesuaian Dosis Dewasa
Penyesuaian dosis perlu dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu, contohnya gangguan hepar dan renal, neutropenia, trombositopenia, peningkatan SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase), dan depresi.
Neutropenia:
Jika kadar neutrofil absolut <750 sel/mm3, dosis diturunkan menjadi 135 μg setiap minggu. Jika neutrofil absolut <500 sel/mm3, pengobatan harus dihentikan sampai kadar neutrofil absolut mencapai >1.000 sel/mm3, dan jika sudah tercapai dosis dapat mulai dari 90 μg diberikan 1 kali/minggu.
Trombositopenia:
Bila jumlah trombosit <50.000 sel/mm3, dosis diturunkan menjadi 90 μg satu kali per minggu. Namun, bila jumlah trombosit <25.000 sel/mm3, obat harus dihentikan.
Peningkatan SGOT:
Bila SGOT meningkat disertai kenaikan bilirubin atau tanda gagal hati, obat harus dihentikan. Hal ini juga berlaku pada kasus hepatitis B berat dengan kadar SGOT >10 kali lipat.
Sementara itu, pada hepatitis C, bila kadar SGOT meningkat lebih dari nilai rujukan, dosis dapat diturunkan menjadi 135 μg diberikan 1 kali/minggu.
Depresi:
Bila depresi yang dialami merupakan depresi ringan, dosis obat tidak perlu dikurangi tetapi evaluasi berkala setiap minggu perlu dilakukan. Pada depresi sedang, dosis dapat diturunkan menjadi 135 μg sampai 90 μg sebanyak 1 kali/minggu sesuai kondisi pasien. Sementara pada depresi berat, penggunaan obat harus dihentikan.
Gangguan Liver:
Pada gangguan liver, monitoring ketat perlu dilakukan. Obat dapat dihentikan bila ditemukan tanda-tanda gagal hati dekompensata atau nilai Child-Pugh ≥6.
Gangguan Renal:
Dosis penyesuaian pada gangguan renal ditentukan berdasarkan nilai creatinine clearance (CrCl). Bila CrCl 30–50 mL/menit, obat dapat diberikan dengan dosis 180 μg 1 kali/minggu. Bila kadar CrCl < 30mL/menit, dosis obat menjadi 135 μg 1 kali/minggu.
Dosis obat ini dapat diturunkan hingga dihentikan penggunaannya apabila terdapat penurunan kondisi dan intoleransi.[1,6]
Penyesuaian Dosis Anak
Penyesuaian dosis pada anak-anak juga perlu dilakukan pada kondisi gangguan hepar dan renal, neutropenia, trombositopenia, peningkatan SGOT, dan depresi.
Neutropenia pada Hepatitis B Kronik:
Penyesuaian dosis peginterferon alfa-2a berdasarkan kadar neutrofil absolut, yaitu:
- 750–999 sel/mm3, dosis diturunkan menjadi 135 μg/1,73 m2 x BSA pada minggu ke-1 hingga ke-2. Setelah itu, pada minggu ke-3 sampai ke-48 tidak diperlukan perubahan dosis.
- 500–749 sel/mm3, obat harus ditunda sampai kadar neutrofil absolut mencapai >750 sel/mm3. Bila sudah mencapai target maka obat diteruskan dengan dosis 135 μg/1,73 m2 x BSA dan dievaluasi setiap 3 minggu.
- 250–499 sel/mm3, maka pemberian obat ditunda sampai kadar neutrofil absolut mencapai >750 sel/mm3. Bila sudah mencapai target maka obat diteruskan dengan dosis 90 μg/1,73 m2 x BSA pada minggu ke-1 dan ke-2. Pada minggu ke-3 sampai ke-48, dosis diberikan sebesar 135 μg/1,73 m2 x BSA.
- <250 sel/mm3, maka obat harus dihentikan pemberiannya
Neutropenia pada Hepatitis C Kronik:
Penyesuaian dosis berdasarkan kadar neutrofil absolut, yaitu:
- 750–999 sel/mm3, dosis tidak perlu diturunkan
- 500–749 sel/mm3, dosis diturunkan menjadi 135 μg/1,73 m2 x BSA
- 250–499 sel/mm3, obat dihentikan sampai kadar neutrofil absolut mencapai ≥1.000 sel/mm3. Bila mencapai target, dosis dapat dimulai dari 90 μg/1,73 m2 x BSA
- <250 sel/mm3, obat harus dihentikan penggunaannya
Trombositopenia:
Pada kasus trombositopenia dengan jumlah trombosit 25.000–50.000 sel/mm3 maka dosis diturunkan menjadi 90 μg/1,73 m2 x BSA 1 kali/minggu. Bila nilai trombosit ≤25.000 sel/mm3 maka obat harus dihentikan pemakaiannya.
Peningkatan SGOT:
Pada peningkatan SGOT ≥5 kali sampai <10 kali nilai rujukan, dosis perlu diturunkan menjadi 135 μg/1,73 m2 x BSA dan dilakukan monitoring setiap minggu. Bila peningkatan SGOT ≥10 kali nilai rujukan maka obat harus dihentikan pemberiannya.
Depresi:
Anak dengan depresi perlu penyesuaian dosis yang sama dengan kasus depresi pada dewasa.
Gangguan Renal:
Dosis penyesuaian pada gangguan renal yang dialami anak tidak diketahui secara jelas.
Gangguan Liver:
Bila terdapat tanda-tanda gagal hati dekompensata atau nilai Child-Pugh ≥6 maka obat harus dihentikan pemberiannya.[1,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini