Kontraindikasi dan Peringatan Dexamethasone
Kontraindikasi dexamethasone adalah pada kasus hipersensitivitas, infeksi akut yang tidak diobati, dan adanya infeksi jamur. Penggunaan pada pasien tuberkulosis juga perlu berhati-hati karena dapat membuat infeksi aktif kembali. Sementara itu, peringatan penggunaan dexamethasone adalah pada pasien dengan ulkus peptikum.[6]
Kontraindikasi
Kontraindikasi dexamethasone adalah pada pasien yang dilaporkan hipersensitif terhadap obat ini atau kortikosteroid lainnya. Kontraindikasi lain adalah pada pemberian bersamaan dengan vaksin yang mengandung virus hidup, pemberian intramuskular pada pasien yang memiliki risiko perdarahan, misalnya menderita idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), dan infeksi jamur sistemik, kecuali bila dibutuhkan untuk mengatasi reaksi obat akibat amphotericin B.[4]
Infeksi akut yang tidak diobati, misalnya tuberkulosis dan herpes zoster, juga merupakan kontraindikasi lain penggunaan dexamethasone, karena dexamethasone memiliki efek imunosupresan sehingga dapat memperparah infeksi. Tetes mata dexamethasone dikontraindikasikan pada pasien dengan infeksi jamur atau virus, karena dapat memperparah infeksi.[6]
Peringatan
Dexamethasone adalah glukokortikoid sintetik yang poten, sehingga penggunaannya akan mempengaruhi berbagai fungsi fisiologis pasien. Penggunaan terutama harus berhati-hati pada keadaan berikut:
Insufisiensi Adrenal
Pemberian glukokortikoid, seperti dexamethasone, dalam jangka panjang bisa mengakibatkan penurunan sekresi endogen kortikosteroid akibat supresi pelepasan corticotropin dari kelenjar hipofisis. Hal ini dikenal juga sebagai secondary adrenocortical insufficiency. Parahnya insufisiensi adrenal bergantung dari dosis, frekuensi, dan waktu pemberian, serta lama masa terapi.
Insufisiensi adrenal akut atau krisis adrenal, bahkan kematian, juga dapat terjadi akibat penghentian dexamethasone tiba-tiba atau pada pergantian dexamethasone sistemik ke lokal. Pemberhentian dexamethasone harus dilakukan secara tapering off.[4,6]
Penyakit Kardiovaskular
Penggunaan dexamethasone pada pasien dengan riwayat gagal jantung atau hipertensi sebaiknya dilakukan dengan berhati-hati. Dexamethasone dihubungkan dengan retensi cairan, gangguan keseimbangan elektrolit, dan hipertensi. Penggunaan berhati-hati juga diperlukan untuk pasien yang baru mengalami infark miokard karena dapat menyebabkan ruptur miokardium.[6]
Penyakit Gastrointestinal
Peringatan penggunaan dexamethasone juga ditujukan pada pasien dengan penyakit gastrointestinal, seperti divertikulitis, ulkus peptikum, dan ulcerative colitis, karena adanya risiko perforasi gastrointestinal.[4,6,7]
Imunisasi
Peringatan juga diberikan untuk menghindari pemberian vaksinasi virus hidup (live) maupun virus hidup yang dilemahkan (live attenuated) pada pasien yang menerima dexamethasone dosis imunosupresif. Vaksinasi inaktif dapat diberikan, tetapi respon tubuh pasien sulit diprediksi.[4,6,12]
Gangguan Hormon Tiroid
Hipotiroid menyebabkan penurunan clearance dexamethasone. Sebaliknya, hipertiroid menyebabkan peningkatan clearance.[6]
Eksaserbasi Penyakit Infeksi
Dexamethasone juga dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit infeksi laten yang disebabkan oleh Amoeba, Candida, Cryptococcus, Mycobacterium, Nocardia, Pneumocystis, dan Toxoplasma.
Pasien dengan tuberkulosis (TB) laten yang mendapat dexamethasone dapat mengalami reaktivasi TB. Oleh karena itu, dapat diberikan profilaksis TB untuk pasien yang mendapat dexamethasone jangka panjang. Penggunaan dexamethasone pada pasien dicurigai terkena infeksi Strongyloides dapat menyebabkan hiperinfeksi.[6]
Komplikasi Tulang dan Sendi
Dexamethasone dapat menghambat pertumbuhan tulang pada anak-anak sehingga harus dipantau. Penggunaan dexamethasone jangka panjang dapat menyebabkan sarkoma Kaposi.
Penggunaan injeksi dexamethasone intraartikular yang terlalu sering dapat merusak sendi. Selain itu, perhatikan gejala septik arthritis dan hindari menyuntik di area yang sedang mengalami infeksi.[4,6]
Peringatan pada Pasien Psikiatri
Gangguan psikiatri sebelumnya berpotensi menjadi semakin parah akibat terapi dexamethasone.[4,6]
Komplikasi Hematologi
Dexamethasone dapat menyebabkan aktivitas mineralokortikoid minimal, gangguan tromboemboli, miopati, dan menghambat penyembuhan luka.[4,6]
Tapering Off
Penggunaan dexamethasone jangka panjang tidak boleh langsung dihentikan karena dapat menyebabkan withdrawal. Dexamethasone yang digunakan dalam jangka lama harus diturunkan perlahan sebelum akhirnya dihentikan (tapering off). Penggunaan jangka pendek tidak memerlukan tapering off.[4]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra