Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Norethisterone
Penggunaan norethisterone pada kehamilan menurut kategori dari Therapeutic Good Administration/TGA masuk kategori D, sedangkan menurut Food and Drug Administration/FDA masuk kategori X. Sehingga norethisterone dikontraindikasikan pada kehamilan karena risikonya melebihi keuntungan. Sedangkan pada ibu menyusui sebaiknya tidak digunakan karena metabolitnya diekskresikan di ASI.[3,7,14]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori dari TGA, norethisterone tablet 5 mg termasuk dalam kategori D. Hal ini berarti obat tersebut dapat menyebabkan atau dicurigai menyebabkan peningkatan insiden malformasi fetus pada manusia atau kerusakan yang bersifat ireversibel. Sedangkan berdasarkan kategori FDA, norethisterone masuk kategori X yang berarti penggunaannya dikontraindikasikan pada kehamilan karena risikonya melebihi keuntungan yang mungkin didapatkan.[3,6,7,14]
Penggunaan norethisterone 5 mg kontraindikasi pada kehamilan. Studi toksikologi reproduktif menunjukkan bahwa norethisterone dapat mengakibatkan tanda-tanda maskulinisasi pada fetus berjenis kelamin perempuan, ketika diberikan dalam dosis tinggi pada saat pembentukan genitalia eksterna. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa efek ini relevan untuk manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa norethisterone 5 mg dapat menyebabkan tanda-tanda virilisasi pada fetus perempuan jika diberikan selama fase diferensiasi seksual (dari hari ke-45 kehamilan). Selain itu, tidak ada indikasi efek teratogenik yang didapat dari studi tersebut.[3]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Norethisterone 5 mg sebaiknya tidak digunakan selama menyusui karena sejumlah besar progestin dan/atau metabolitnya diekskresikan pada air susu ibu. Kadar norethisterone yang ditemukan pada air susu ibu adalah sekitar 10% dari kadar obat di plasma. Sehingga norethisterone merupakan obat berbahaya untuk ibu menyusui. Efek samping pada anak pernah dilaporkan tapi sangat jarang, yaitu berupa jaundice.[3,7]