Pengawasan Klinis Lugol Iodin
Pengawasan klinis Lugol iodin mencakup pengawasan efek samping dan pengawasan kadar kalium, terutama pada penggunaan jangka lama. Selain itu, fungsi tiroid juga diperlukan pada penggunaan jangka panjang karena dapat terjadi hipo atau hipertiroid.[1]
Pengawasan Fungsi Tiroid
Pemeriksaan fungsi tiroid (TSH, FT4, FT3) perlu dilakukan terutama bila terapi berlangsung lebih dari beberapa hari atau pada pasien dengan penyakit tiroid yang mendasari, karena beban iodin dapat memicu hipotiroidisme melalui Wolff–Chaikoff effect atau sebaliknya menyebabkan hipertiroidisme, terutama pada pasien dengan nodular goiter. Tanda klinis seperti palpitasi, intoleransi panas, tremor, atau kelelahan harus dievaluasi berkala sebagai indikator perubahan fungsi tiroid.[1,10,24]
Pemeriksaan Tiroid Ibu Hamil dan Anak
Pada wanita dengan Graves disease, thyroid-stimulating hormone receptors antibodies (TRAb) dapat melewati plasenta secara bebas pada trimester ke 2 kehamilan. American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan pemeriksaan TRAb pada masa gestasional 20 – 24 minggu.
Bila pada pemeriksaan TRAb ditemukan negatif, tidak ada follow-up yang dibutuhkan. Sementara itu, pada kasus positif atau pemeriksaan tidak tersedia, bayi baru lahir dianggap mempunyai risiko hipertiroid. Pada ibu hamil, pemeriksaan fungsi tiroid dilakukan setiap bulan dan setiap dua minggu bila ada perubahan dosis obat antitiroid.[25,26]
Pemeriksaan Fungsi Kalium
Pemantauan keseimbangan elektrolit, khususnya kadar kalium, diperlukan pada pasien yang menggunakan obat lain seperti ACE inhibitor atau diuretik hemat kalium, karena risiko hiperkalemia. Evaluasi fungsi ginjal penting untuk memastikan eliminasi iodin memadai, terutama pada pasien dengan penyakit ginjal.[1,3-5]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha