Kontraindikasi dan Peringatan Enalapril
Kontraindikasi enalapril adalah riwayat hipersensitivitas terhadap golongan angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor. Peringatan terkait penggunaan enalapril yang perlu diperhatikan adalah risiko reaksi anafilaksis, hipotensi, neutropenia, dan gangguan hati yang mungkin terjadi pada pengguna obat ini.
Kontraindikasi
Kontraindikasi enalapril adalah hipersensitivitas terhadap enalapril atau ACE inhibitor lainnya. Pasien dengan riwayat angioedema yang herediter, yang idiopatik, maupun yang diinduksi oleh ACE inhibitor juga tidak dianjurkan mendapatkan obat ini.
Risiko angioedema juga meningkat pada pasien dengan riwayat angioedema yang tidak berkaitan dengan ACE inhibitor dan pada pasien yang mengonsumsi obat golongan neprilysin inhibitor seperti sacubitril/valsartan. Berikan jeda minimal 36 jam sebelum beralih ke atau dari sacubitril/valsartan.
Pasien diabetes mellitus atau gangguan ginjal yang sedang berada dalam pengobatan aliskiren juga tidak disarankan untuk mengonsumsinya bersama enalapril. Enalapril juga merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan stenosis arteri renalis bilateral dan pasien yang sedang hamil.[14,15]
Peringatan
Peringatan yang perlu diwaspadai terkait penggunaan enalapril adalah kemungkinan reaksi anafilaksis, hipotensi yang berlebihan, neutropenia, dan gangguan hati.
Reaksi Anafilaksis
Reaksi anafilaksis pernah dilaporkan terjadi pada pasien yang mengonsumsi enalapril. Angioedema dapat terjadi pada wajah, bibir, lidah, glotis, dan laring. Jika angioedema terjadi pada area glotis dan laring, intervensi seperti pemberian epinefrin harus segera dilakukan untuk mencegah obstruksi saluran napas.
Angioedema intestinal juga pernah dilaporkan terjadi pada pengguna enalapril. Pasien dapat mengeluhkan nyeri perut. Diagnosis ditegakkan dengan CT scan atau USG. Risiko angioedema intestinal juga meningkat pada pasien yang menggunakan mTOR inhibitor (temsirolimus, sirolimus, serta everolimus) atau neprilysin inhibitor secara bersamaan dengan ACE inhibitor.[1,13]
Hipotensi
Hipotensi merupakan efek samping yang jarang terjadi tetapi patut diwaspadai. Efek ini terutama terjadi saat pasien dalam kondisi hipovolemia dan hiponatremia, seperti pada pasien yang menggunakan diuretik serta pasien yang menjalani hemodialisis.[1,15]
Neutropenia dan Agranulositosis
Beberapa pasien yang mengonsumsi ACE inhibitor lain (captopril) pernah dilaporkan mengalami agranulositosis, neutropenia, atau leukopenia dengan myeloid hypoplasia. Kondisi ini terutama terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal dan penyakit kolagen vaskular. Pada populasi ini, pemantauan jumlah sel darah putih secara berkala perlu dilakukan sebab uji klinis dari enalapril belum dapat membuktikan bahwa enalapril tidak memiliki hubungan dengan agranulositosis atau neutropenia.[13,15]
Gangguan Hati
Pada kasus yang jarang, ACE inhibitor dapat berhubungan dengan jaundice kolestasis yang bisa berlanjut sebagai nekrosis fulminan. Mekanisme di balik kondisi ini belum diketahui dengan pasti. Penggunaan ACE inhibitor harus dihentikan pada pasien yang mulai mengalami jaundice dan peningkatan enzim hati.[1]