Efek Samping dan Interaksi Obat Furosemide
Efek samping yang cukup sering dijumpai akibat penggunaan furosemide adalah hipotensi ortostatik, dizziness, gangguan keseimbangan elektrolit, seperti hiponatremia, hipokalemia, atau hipokloremia, tinitus, dan fotosensitivitas. Interaksi obat dapat terjadi antara furosemide dengan gentamisin atau cisplatin yang meningkatkan efek ototoksisitas obat.
Efek Samping
Apabila efek samping yang timbul cukup berat atau membahayakan pasien, sebaiknya kurangi atau hentikan pemberian furosemide. Efek samping furosemide berdasarkan sistem tubuh dijelaskan di bawah ini.[2,3]
Sistem Saraf Pusat
Efek samping yang dapat timbul pada sistem saraf pusat, antara lain paresthesia, nyeri kepala, pusing, vertigo, pandangan buram, dan xanthopsia. Selain itu, furosemide juga dapat menyebabkan adalah tinitus dan gangguan pendengaran.[3]
Studi oleh Ding, et al pada tahun 2016 menunjukan loop diuretic dapat menurunkan, bahkan menghentikan aliran darah kapiler stria pada dinding lateral koklea tikus dan babi. Akibatnya, terjadi iskemia yang akan merusak barrier tight junction pembuluh darah, sehingga memungkinkan molekul kimia toksik atau patogen merusak koklea.[18]
Selain itu, loop diuretic seperti furosemide juga menyebabkan inhibisi cotransporter Na-K-2Cl pada stria vaskularis, serta mengganggu aktivitas adenilat siklase dan Na+/K+-ATPase. Lesi patologis yang timbul berupa rongga edematosa pada epitel stria vaskularis yang memicu penurunan potensial endolimfatik.[18]
Sistem Kardiovaskular
Pada sistem kardiovaskular, efek samping yang sering terjadi adalah hipotensi ortostatik. Selain itu dapat juga terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida serum.[2,3]
Sistem Gastrointestinal
Pada pasien dengan penurunan fungsi hepar dapat timbul ensefalopati hepatik, pankreatitis, ikterus intrahepatik, peningkatan kadar enzim hati, anoreksia, iritasi oral dan lambung, kram, diare, konstipasi, serta mual dan muntah.[2,3]
Reaksi Hipersensitivitas
Furosemide dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas hebat, seperti anafilaktik, sistemik vaskulitis, nefritis interstisial, necrotizing angiitis, eritema multiforme, toxic epidermal necrolysis, dan Sindrom Stevens-Johnson. Gejala hipersensitivitas yang lebih ringan juga dapat terjadi, di antaranya ruam, pruritus, dan urtikaria, purpura, dan fotosensitivitas.[2,3]
Reaksi Hematologi
Efek samping hematologi akibat furosemide, di antaranya anemia aplastik, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, leukopenia, dan eosinofilia.[2,3]
Reaksi Lainnya
Beberapa efek samping lain yang pernah dilaporkan, antara lain hiperglikemia, glikosuria, hiperurisemia, spasme otot, kelemahan, spasme kandung kemih, tromboflebitis, dan demam.[2,3]
Interaksi Obat
Interaksi obat antara furosemide dengan eritromisin atau cisplatin dapat meningkatkan efek ototoksik obat. Interaksi obat antara furosemide dengan sukralfat dapat menurunkan absorpsi furosemide di saluran pencernaan.
Interaksi Obat yang Menyebabkan Peningkatan Efek Obat
Furosemide dapat meningkatkan ototoksisitas obat lain, misalnya antibiotik aminoglikosida, seperti gentamisin dan eritromisin, cisplatin, serta ethacrynic acid. Hal ini terutama rentan ditemukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Pada penyakit rematik, terkadang furosemide diberikan bersamaan dengan salisilat dosis tinggi. Interaksi obat antara keduanya dapat meningkatkan toksisitas salisilat, karena terjadi kompetisi pada tempat ekskresi di ginjal. Interaksi obat antara furosemide dengan antibiotik cephalosporin, misalnya cefotaxime, dapat meningkatkan efek nefrotoksik obat.
Interaksi obat antara furosemide dengan lithium dapat menyebabkan penurunan klirens lithium dan meningkatkan toksisitas lithium. Pemberian furosemide bersamaan dengan angiotensin-converting enzyme inhibitors, seperti captopril, atau angiotensin II receptor blockers, seperti candesartan, bisa mengakibatkan hipotensi berat dan penurunan fungsi ginjal, termasuk gagal ginjal akut. Sebaiknya turunkan dosis atau hentikan pemberian salah satu obat.[3,17]
Interaksi Obat yang Menyebabkan Penurunan Efek Obat
Pemberian tablet furosemide bersamaan dengan sukralfat dapat menurunkan efek natriuretik dan antihipertensi dari furosemid. Dokter perlu melakukan pemantauan efektivitas furosemide pada pasien-pasien yang menerima kedua obat ini. Sebaiknya, berikan jarak 2 jam antara pemberian furosemide dan sukralfat.
Interaksi obat juga dapat terjadi antara furosemide dengan fenitoin, yang menyebabkan penurunan absorpsi furosemide pada usus. Hal ini menyebabkan konsentrasi furosemide serum yang lebih rendah. Obat-obatan yang mengalami sekresi pada tubulus renalis, misalnya methotrexate, juga berpotensi menurunkan efek furosemide.[3,17]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra