Indikasi dan Dosis Manitol
Indikasi manitol adalah untuk menurunkan tekanan intrakranial dan intraokular yang tinggi, seperti pada kasus cedera otak traumatik dan glaukoma. Obat ini juga dapat digunakan untuk fase oliguria gagal ginjal akut dan ekskresi substansi toksik.[2]
Penggunaan pada Kasus Peningkatan Tekanan Intrakranial
Manitol bisa digunakan pada pasien yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial, misalnya karena cedera otak traumatik atau stroke. Namun, penggunaan pada pasien stroke belum didukung oleh bukti ilmiah yang adekuat. Dosis yang digunakan adalah 0,25–1 gram/kgBB, yang diberikan dalam 30–60 menit.[2,10]
Tinjauan Cochrane pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penggunaan manitol pada kasus cedera otak traumatik bisa menurunkan risiko mortalitas apabila dibandingkan dengan pentobarbital. Akan tetapi, penggunaan manitol dilaporkan meningkatkan risiko mortalitas dibandingkan cairan salin hipertonik.[9]
Penggunaan pada Kasus Peningkatan Tekanan Intraokular
Untuk mengurangi tekanan intraokular, misalnya pada kasus glaukoma, dosis manitol yang dapat digunakan adalah 1,5–2 gram/kgBB selama 30–60 menit.[11]
Penggunaan pada Kasus Fase Oliguria pada Gagal Ginjal Akut
Pada fase oliguria gagal ginjal akut, manitol dapat diberikan dalam dosis dewasa 50–100 gram infus intravena selama 24 jam. Tetesan infus disesuaikan untuk menjaga keluaran urine 30–50 ml/jam. Pada pasien anak, dosis yang direkomendasikan adalah 0,25–2 gram/kgBB.[3]
Suatu studi pada tahun 2012 menunjukkan bahwa manitol dapat meningkatkan diuresis pada pasien gagal ginjal akut sebanyak 61% dengan menginduksi vasodilatasi renal dan meredistribusi aliran darah sistemik ke ginjal. Namun, pemberian manitol dalam dosis besar pernah dilaporkan justru menginduksi gagal ginjal akut.[12,13]
Penggunaan pada Kasus Substansi Toksik
Pemberian manitol untuk ekskresi substansi toksik jarang dilakukan dalam praktik klinis. Dosis manitol yang dapat digunakan adalah 0,25–2 gram/kgBB. Jika dosis >200 gram telah diberikan tetapi pasien tidak menunjukkan perbaikan gejala, pemberian sebaiknya dihentikan.[14]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur