Efek Samping dan Interaksi Obat Ivabradine
Efek samping ivabradine yang paling sering dilaporkan adalah bradikardia, atrial fibrilasi, dan peningkatan tekanan darah. Interaksi fatal berupa peningkatan konsentrasi obat signifikan bisa terjadi jika ivabradine digunakan dengan obat penghambat CYP3A4 seperti golongan azole.
Efek Samping
Sesuai mekanisme aksinya, ivabradine bisa menyebabkan bradikardia, sinus arrest, dan blokade jantung. Risiko akan meningkat jika pasien memiliki disfungsi nodus sinus, blokade atrioventrikular derajat satu dan dua, bundle branch block, atau menggunakan ivabradine dengan obat lain yang berefek menurunkan denyut jantung.
Walaupun jarang, pemanjangan interval QT, torsade de pointes, dan aritmia lain dapat terjadi. Ivabradine juga meningkatkan risiko atrial fibrilasi, dan penggunaan harus segera dihentikan jika ditemukan atrial fibrilasi.
Gangguan penglihatan juga pernah dilaporkan karena ivabradine juga memiliki efek pada kadal Ih retina. Efek samping ini dilaporkan pada 3% pasien yang mengonsumsi ivabradine.
Studi pasca pemasaran juga melaporkan timbulnya efek samping berupa sinkop, hipotensi, angioedema, eritema, ruam, pruritus, vertigo, dan diplopia.[11]
Interaksi Obat
Interaksi obat ivabradine dengan penghambat penghambat CYP3A4 dapat berujung fatal. Selain itu, ivabradine juga berinteraksi dengan beberapa obat kardiovaskular.
Obat Penghambat CYP3A4
Ivabradine dimetabolisme oleh CYP3A4. Penggunaan ivabradine bersamaan dengan penghambat CYP3A4 dapat meningkatkan konsentrasi plasma ivabradine, sehingga meningkatkan risiko toksisitas. Sementara itu, konsumsi ivabradine dengan penginduksi CYP3A4 dapat menurunkan konsentrasi plasma ivabradine, sehingga menurunkan efikasi obat.
Contoh obat penghambat CYP3A4 adalah antijamur golongan azole seperti itraconazole, antibiotik makrolid seperti clarithromycin, serta HIV protease inhibitor seperti nelfinavir. Sedangkan, contoh obat penginduksi CYP3A4 adalah rifampicin, barbiturat, dan phenytoin.[1]
Obat Kardiovaskular
Konsumsi ivabradine bersamaan dengan obat yang memperlambat denyut jantung, seperti digoxin, amiodarone, dan obat penyekat beta dapat meningkatkan risiko bradikardia.[1,7]