Efek Samping dan Interaksi Obat Etoricoxib
Efek samping paling signifikan dari penggunaan etoricoxib antara lain retensi cairan, edema, hipertensi, gagal jantung kongestif, serta reaksi hipersensitivitas. Interaksi obat dapat terjadi apabila etoricoxib digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain, seperti warfarin, antihipertensi, dan diuretik.[2,10]
Efek Samping
Efek samping dari penggunaan etoricoxib secara oral yang berpotensi fatal, antara lain perforasi gastrointestinal, perdarahan, infark miokard, dan stroke. Etoricoxib juga telah dikaitkan dengan reaksi alergi fatal, termasuk toxic epidermal necrolysis (TEN).[2,4,6,10]
Gangguan Kardiovaskular
Obat golongan coxib telah dikaitkan dengan efek samping kardiovaskular bermakna. Palpitasi dan hipertensi menjadi efek samping yang umum terjadi pada penggunaan etoricoxib. Efek samping lainnya yang dapat terjadi, antara lain atrial fibrilasi, gagal jantung kongestif, perubahan EKG non-spesifik, infark miokard, transient ischaemic attack, dan krisis hipertensi.[1,2,5]
Gangguan Gastrointestinal
Gangguan gastrointestinal secara umum, seperti nyeri perut, kembung, heartburn, diare, dispepsia, ketidaknyamanan pada epigastrium, ataupun mual menjadi efek samping umum dari etoricoxib. Efek samping lainnya mencakup distensi abdomen, perubahan pola defekasi, konstipasi, mulut kering, irritable bowel syndrome, ulkus duodenum, esofagitis, muntah, dan gastritis.[1,2,16]
Gangguan Neurologi
Sakit kepala dan pusing menjadi efek samping yang umum terjadi pada penggunaan etoricoxib. Gangguan neurologi lainnya yang dapat terjadi adalah disgeusia, insomnia, parestesia, hipoestesia, dan cenderung mengantuk.[1,2,16]
Gangguan Metabolisme dan Nutrisi
Retensi cairan dan edema menjadi efek samping yang signifikan dapat terjadi pada penggunaan etoricoxib, diikuti dengan nafsu makan dapat meningkat atau menurun dan kenaikan berat badan.[2,16]
Gangguan Kulit dan Jaringan Subkutan
Ekimosis atau adanya perdarahan di bawah kulit merupakan efek samping pada kulit yang dapat terjadi. Gangguan kulit lain mencakup edema wajah, pruritus, ruam, urtikaria, toxic epidermal necrolysis (TEN), dan sindrom Stevens-Johnson.[2,4,6,16]
Lainnya
Efek samping lainnya yang dapat terjadi dari penggunaan etoricoxib adalah batuk, dispnea, epistaksis, kram otot, tinnitus, vertigo, konjungtivitis, penglihatan buram, dan asthenia.[2,4,10,16]
Interaksi Obat
Etoricoxib dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, sehingga diperlukan perhatian khusus dalam penggunaannya.
Antiplatelet dan Antikoagulan
Terapi warfarin kronis yang diberikan bersamaan dengan etoricoxib dosis 120 mg setiap hari, diketahui dapat menyebabkan peningkatan 13% kadar INR, sehingga meningkatkan risiko perdarahan.[4,16]
Pemberian bersamaan antiplatelet, seperti cangrelor dan clopidogrel, dapat meningkatkan risiko perdarahan, termasuk perdarahan gastrointestinal.[4]
Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Penggunaan bersamaan dua obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat meningkatkan risiko toksisitas gastrointestinal, termasuk perdarahan serius.[2,4]
Penggunaan aspirin dosis analgesik bersama dengan etoricoxib tidak direkomendasikan karena peningkatan risiko perdarahan dan efek samping gastrointestinal. Namun, penggunaan aspirin dosis rendah bermanfaat sebagai profilaksis efek samping kardiovaskular, sehingga dapat dipertimbangkan dengan memantau perdarahan gastrointestinal. Pemberian aspirin minimal 2 jam sebelum OAINS.[2,4,16]
Antihipertensi
Etoricoxib dapat menurunkan efikasi dari antihipertensi seperti acebutolol, enalapril, dan losartan.[2,4,16]
Perhatian khusus pada penggunaan bersamaan etoricoxib dengan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor, seperti captopril dan enalapril, serta angiotensin receptor blocker, seperti irbesartan dan losartan, dapat meningkatkan risiko disfungsi renal. Pemantauan rutin diperlukan terutama pada individu lansia, penurunan volume, atau dengan riwayat disfungsi renal.[4,16]
Penggunaan diuretik, seperti amilorid dan hydrocholorothiazide, bersamaan dengan OAINS dapat meningkatkan risiko toksisitas renal. Efek diuretik, antihipertensi, dan natriuretik dari diuretik dapat dikurangi pada beberapa pasien dengan penggunaan bersamaan dengan OAINS. Perlu pemantauan tanda-tanda perburukan fungsi renal, efikasi diuretik, dan kadar kalium dalam darah jika penggunaan bersamaan memang diperlukan.[2,4,16]
Methotrexate
Penggunaan etoricoxib bersama methotrexate dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma methotrexate. Dalam suatu penelitian, etoricoxib dosis 120 mg dapat meningkatkan konsentrasi plasma methotrexate sebesar 28% dan mengurangi renal clearance sebesar 13%. Pemantauan toksisitas terkait methotrexate harus dipertimbangkan ketika diberikan etoricoxib dosis > 90 mg setiap hari bersamaan dengan methotrexate.[4,10,16]
Lithium
Penggunaan lithium bersamaan etoricoxib dapat meningkatkan kadar plasma lithium dan mempengaruhi fungsi renal, sehingga pada penggunaan bersamaan diperlukan pengurangan dosis lithium awal dan titrasi perlahan. Pantau kadar lithium serum sesering mungkin, serta tanda dan gejala toksisitas lithium.[2,4,16]
Rifampicin
Pemberian etoricoxib dan rifampicin secara bersamaan dapat menyebabkan penurunan konsentrasi etoricoxib dalam darah. Jika dilakukan penggunaan bersama, maka peningkatan dosis etoricoxib dapat dipertimbangkan.[2,4,16]