Farmakologi Etoricoxib
Farmakologi etoricoxib adalah sebagai agen antiinflamasi non-steroid (OAINS), turunan dipyridyl. Etoricoxib merupakan inhibitor enzim siklooksigenase-2 (COX-2) yang aktif secara oral. Etoricoxib memiliki efek antiinflamasi, analgesik, antipiretik, penghambatan trombosit, dan potensi antineoplastik melalui penghambatan sintesis prostaglandin.[1-4,11]
Farmakodinamik
Etoricoxib merupakan OAINS selektif COX-2 dengan rasio selektivitas COX-1 terhadap COX-2 yang lebih tinggi daripada OAINS selektif COX-2 lainnya. Etoricoxib memiliki sifat antiinflamasi dan analgesik melalui blokade mediator prostanoid inflamasi.
Etoricoxib bekerja dengan menghambat kerja enzim COX-2, sehingga menghambat konversi asam arakidonat menjadi endoperoksida siklik, prekursor prostaglandin. Selain itu, efek dari penghambatan enzim COX-2 juga dapat menginduksi terjadinya apoptosis dan menghambat proliferasi sel tumor dan angiogenesis.
Tingkat penghambatan COX-2 dari etoricoxib, bergantung pada dosis terapeutik, tanpa adanya penghambatan COX-1. Etoricoxib tidak menghambat sintesis prostaglandin lambung dan tidak berpengaruh pada fungsi trombosit. Etoricoxib menunjukkan selektivitas 106 kali lipat untuk COX-2 dibandingkan COX-1, serta memiliki selektivitas 7,6 kali lipat jika dibandingkan dengan celecoxib.[1,4,11]
Farmakokinetik
Absorpsi etoricoxib sangat baik per oral. Etoricoxib nampaknya dapat melewati plasenta dan sawar darah otak.[2,4,7]
Absorpsi
Etoricoxib diberikan secara oral dan dapat terserap dengan baik melalui saluran pencernaan. Bioavailabilitas oral rata-rata sekitar 100%. Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak kira-kira 1 jam (tanpa makanan).
Dalam studi khusus yang dilakukan terkait pengukuran onset kerja etoricoxib, didapatkan onset kerja tercepat sekitar 24 menit setelah pemberian dosis. Setelah pemberian dosis 120 mg sekali sehari hingga kondisi stabil, didapatkan konsentrasi plasma puncak 3,6 mcg/ml.[2,4,10]
Distribusi
Etoricoxib melintasi plasenta pada tikus dan kelinci, serta sawar darah otak pada tikus. Sekitar 92% etoricoxib terikat pada protein plasma manusia dengan konsentrasi berkisar 0,05 sampai 5 mcg/mL dan volume distribusi sekitar 120 L.[2,4,10]
Metabolisme
Sekitar 90%, metabolisme etoricoxib terjadi di hati. Jalur metabolisme utama untuk membentuk turunan 6’-hidroksimetil dikatalisis oleh enzim sitokrom P450 (CYP)-3A4 yang mengalami oksidasi lebih lanjut untuk membentuk metabolit utama, yakni turunan asam 6’-karboksilat. Metabolit lainnya, antara lain 1'-N-oksida, 6'-asam karboksilat, dan 6'-hidroksilasi glukuronida.
Pada tingkat yang lebih rendah, CYP-2D6, CYP-2C9, CYP-1A2, dan CYP-2C19 juga terlibat dalam metabolisme etoricoxib. Etoricoxib dimetabolisme secara ekstensif dengan <1% dari dosis yang ditemukan dalam urine sebagai obat induk.[2,4,10]
Eliminasi
Eliminasi etoricoxib terjadi hampir secara eksklusif melalui metabolisme diikuti oleh ekskresi ginjal. Etoricoxib diekskresikan terutama melalui urine, dengan waktu paruh eliminasi sekitar 22 jam dan klirens plasma diperkirakan sekitar 50 mL/ menit.[2,4,10]