Kontraindikasi dan Peringatan Etoricoxib
Kontraindikasi absolut penggunaan etoricoxib adalah pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap etoricoxib atau komponennya. Peringatan penggunaan etoricoxib adalah terkait risiko kardiovaskuler, perdarahan, dan perforasi gastrointestinal.[2,4]
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut dari penggunaan etoricoxib adalah pada individu dengan riwayat hipersensitivitas setelah konsumsi etoricoxib, aspirin, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lainnya. Etoricoxib juga kontraindikasi pada individu dengan gangguan ginjal derajat berat (klirens kreatinin kurang dari 30 ml/menit) dan gangguan hati derajat berat (skor Child-Pugh 10). Penggunaan untuk anak usia < 16 tahun, ibu hamil, dan menyusui juga tidak disarankan.[2,4,10]
Kontraindikasi lainnya ditujukan pada individu dengan riwayat ulkus peptikum aktif, perdarahan gastrointestinal, dan inflammatory bowel disease. Etoricoxib juga kontraindikasi pada pasien dengan gagal jantung kongestif, hipertensi tidak terkontrol, penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, dan penyakit serebrovaskular.[2,4,16]
Peringatan
Peringatan diperlukan terkait risiko kardiovaskuler akibat penggunaan obat golongan coxib, termasuk etoricoxib.
Emboli Kardiovaskular
Dalam beberapa studi klinis, diketahui penggunaan golongan coxib, termasuk etoricoxib dapat meningkatkan risiko emboli kardiovaskular. Ini termasuk infark miokard dan stroke yang berakibat fatal. Individu dengan penyakit kardiovaskular atau faktor risiko terkait memiliki risiko lebih tinggi. Apabila diharuskan untuk konsumsi etoricoxib, maka direkomendasikan dosis efektif terendah dengan periode terpendek.[2,5,16]
Riwayat Penyakit Jantung Iskemik
Obat golongan inhibitor siklooksigenase-2 (COX-2) selektif bukanlah pengganti antiplatelet sebagai profilaksis kardiovaskular karena kurangnya efek pada trombosit. Maka dari itu, penggunaan etoricoxib tidak menggantikan konsumsi antiplatelet.[2,16]
Riwayat Operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
Terdapat data yang menunjukkan bahwa kejadian infark miokard dan stroke meningkat setelah konsumsi inhibitor selektif COX-2 dalam 10-14 hari setelah operasi coronary artery bypass graft (CABG), sehingga etoricoxib dikontraindikasikan dalam 14 hari setelah operasi CABG.[2,4,16]
Risiko Toksisitas Gastrointestinal
Toksisitas gastrointestinal yang serius, seperti perdarahan, ulserasi, dan perforasi, dapat terjadi dengan atau tanpa gejala pada individu dengan terapi OAINS. Individu dengan riwayat efek samping yang serius dan faktor risiko lain yang terkait dengan penyakit ulkus peptikum memiliki risiko yang tinggi terhadap terjadinya toksisitas gastrointestinal yang fatal.[2,4]
Gagal Jantung Kongestif dan Edema
Berdasarkan studi penggunaan obat inhibitor selektif COX-2, didapatkan risiko rawat inap pada individu dengan gagal jantung meningkat 2 kali lipat serta risiko tinggi terjadinya infark miokard dan kematian. Selain itu, dilaporkan juga kasus retensi air dan edema. Hindari penggunaan etoricoxib pada individu dengan gagal jantung berat kecuali manfaat penggunaan lebih besar daripada risiko.[2,4,7]
Efek Hepatik
Peningkatan alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST) sekitar 3 kali batas atas normal telah dilaporkan pada sekitar 1% pasien dalam uji klinis. Pemantauan gejala dan tanda disfungsi hepar harus dilakukan.[2,16]