Pendahuluan Tamsulosin
Tamsulosin adalah antagonis adrenoreseptor alfa-1A dan alfa-1D selektif yang dipakai untuk terapi benign prostatic hyperplasia atau BPH. Obat ini memiliki efek terbesar pada prostat dan kandung kemih karena adrenoreseptor alfa-1A dan alfa-1D paling banyak ditemukan di organ-organ tersebut.[1-5]
Tamsulosin diindikasikan untuk mengatasi gejala saluran kemih bawah seperti urgency, frequency, urine menetes di akhir miksi, dan rasa tidak tuntas setelah miksi pada pasien BPH. Namun, obat ini juga kadang digunakan secara off-label untuk tata laksana tanda dan gejala batu ureter, prostatitis, dan female voiding dysfunction.[1-5]
Tamsulosin tersedia dalam bentuk kapsul, tablet lepas lambat, dan tablet dispersible. Obat ini juga tersedia dalam kombinasi dengan dutasteride. Kontraindikasi tamsulosin adalah riwayat hipersensitivitas terhadap tamsulosin dan penggunaan bersama obat penghambat CYP3A4 seperti ketoconazole dan ritonavir.[1-5]
Pemberian tamsulosin perlu dilakukan dengan hati-hati pada pasien hipotensi ortostatik, gangguan fungsi hati, dan gangguan fungsi ginjal. Obat ini dapat menyebabkan efek samping berupa hipotensi, mual, muntah, nyeri kepala, urtikaria, hingga syncope.[1-5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Tamsulosin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Diuretik dan obat untuk hipertrofi prostat[6] |
Subkelas | Obat untuk hipertrofi prostat[6] |
Akses | Resep[6] |
Wanita hamil | Kategori FDA: B[1,2] Kategori TGA: B2[7] |
Wanita menyusui | Tidak ada data sufisien tentang ekskresi obat melalui ASI; Penggunaan obat tidak diindikasikan[1-5] |
Anak-anak | Penggunaan obat tidak diindikasikan[1-5] |
Infant | Penggunaan obat tidak diindikasikan[1-5] |
FDA | Approved[2] |