Pengawasan Klinis Duloxetine
Pengawasan klinis duloxetine perlu dilakukan terhadap munculnya ide bunuh diri, terutama saat memulai terapi, mengubah dosis, dan menghentikan terapi. Lakukan juga pengawasan terhadap perburukan gejala klinis dan perubahan perilaku, seperti mania, dan gejala withdrawal syndrome akibat penghentian obat tiba-tiba.[2]
Tekanan darah dan tanda-tanda vital lainnya perlu dipantau sebelum dan selama pemberian duloxetine. Pemantauan juga perlu dilakukan terhadap tanda-tanda perdarahan abnormal yang diakibatkan oleh gangguan agregasi platelet bila penggunaan duloxetine dilakukan bersamaan dengan konsumsi antiplatelet, seperti clopidogrel, atau antikoagulan seperti aspirin.[1,7]
Pemeriksaan laboratorium dilakukan perlu memantau kadar kreatinin, blood urea nitrogen (BUN), enzim transaminase, serta glukosa darah dan HbA1C pada penyandang diabetes. Pemeriksaan kadar natrium dalam darah juga sebaiknya dilakukan pada pasien geriatri yang menerima pengobatan duloxetine karena adanya risiko hiponatremia.[1]