Farmakologi Fluoxetine
Farmakologi fluoxetine adalah sebagai antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor atau SSRI. Obat ini bekerja dengan menghambat reuptake serotonin, sehingga terjadi peningkatan transmisi sinaps serotonergik.
Farmakodinamik
Fluoxetine menghambat serotonin reuptake transporter pada terminal presinaptik, sehingga meningkatkan kadar 5-hydroxytryptamine (5-HT) di otak. Interaksi fluoxetine dengan reseptor 5-HT2C menyebabkan peningkatan noradrenaline dan dopamin di korteks prefrontal.
Fluoxetine memiliki afinitas yang kurang baik terhadap reseptor dopaminergik, adrenergik, kolinergik, muskarinik, dan histamin. Hal ini menjelaskan mengapa efek samping fluoxetine lebih dapat ditoleransi daripada antidepresan trisiklik, misalnya amitriptilin.
Manfaat fluoxetine pada terapi depresi juga didapatkan dari aksi proneurogenik fluoxetine yang menstimulasi proliferasi, diferensiasi, dan ketahanan sel-sel progenitor di hipokampus. Selain itu, fluoxetine turut berperan dalam memelihara plastisitas neuron yang baru dibentuk.[1,3,8]
Farmakokinetik
Pada pemberian oral, absorpsi fluoxetine mencapai 90%. Fluoxetine dapat menembus plasenta, dan ditemukan dalam air susu ibu. Metabolisme fluoxetine terjadi di hepar, menghasilkan metabolit aktif norfluexetine. Waktu paruh fluoxetine adalah 2–4 hari.
Absorpsi
Bioavailabilitas dari fluoxetine oral kurang dari 90%. Kadar plasma puncak dicapai dalam 6–8 jam, dengan konsentrasi plasma maksimum 15–55 ng/mL. Pemberian bersama makanan tidak memengaruhi bioavailabilitas fluoxetine, tetapi dapat memperpanjang masa absorpsi selama 1–2 jam.[1,4]
Distribusi
Volume distribusi fluoxetine dan metabolitnya diperkirakan sebesar 20–42 L/kg. Fluoxetine mempunyai ikatan dengan protein plasma sampai dengan 95%, paling banyak dengan albumin dan α1-glycoprotein. Fluoxetine dapat menembus plasenta dan ditemukan pada air susu ibu (ASI).[1,9]
Metabolisme
Fluoxetine mengalami metabolisme menjadi metabolit aktif, yaitu norfluoxetine. Metabolisme terjadi di hepar melalui proses demetilasi oleh isoenzim CYP2D6, CYP3A4, dan CYP2C19. Selanjutnya, fluoxetine dan norfluexetine akan mengalami glukuronidasi untuk proses ekskresi.[2,4]
Eliminasi
Waktu paruh untuk eliminasi fluoxetine adalah 2–4 hari, sedangkan waktu paruh norfluoxetine adalah 7–9 hari. Waktu paruh yang panjang ini menjelaskan mengapa efek antidepresan fluoxetine baru mulai muncul 2–4 minggu sejak terapi dimulai. Selain itu, karena fluoxetine dapat bertahan dalam tubuh hingga berminggu-minggu, interaksi obat masih dapat terjadi meskipun terapi fluoxetine telah dihentikan.
Pada pasien sirosis hepatis waktu paruh fluoxetine memanjang, dengan rerata 7,6 hari. Eliminasi norfluoxetine juga menjadi lebih lama, yaitu 12 hari. Penggunaan fluoxetine pada pasien dengan gangguan hepar perlu dilakukan dengan berhati-hati.[1,4]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra