Indikasi dan Dosis Koenzim Q10
Indikasi koenzim Q10 mencakup defisiensi koenzim Q10, fibromyalgia, gagal jantung, hipertensi, miopati karena statin, diabetes, penyakit neurodegeneratif, dan kanker. Belum ada dosis koenzim Q10 yang disepakati secara global. Rentang dosis yang biasa digunakan adalah 300 mg/hari.[14-38]
Defisiensi Koenzim Q10
Defisiensi koenzim Q10 terdiri dari defisiensi primer dan sekunder. Defisiensi primer terjadi karena mutasi pada gen yang terlibat dalam sintesis enzim koenzim Q10, sedangkan defisiensi sekunder terjadi karena mutasi pada gen yang tidak langsung berkaitan dengan biosintesis koenzim Q10 atau faktor non genetik.
Beberapa laporan kasus menyatakan pemberian suplemen koenzim Q10 dosis tinggi dapat menghentikan perkembangan gejala penyakit seperti ensefalopati, gangguan ginjal, dan otot. Dosis yang diberikan berkisar 60 mg/hari hingga 2100 mg/hari atau dari 5 mg/kg/hari hingga 100 mg/kg/hari.[13-15]
Fibromyalgia
Fibromyalgia merupakan sindrom nyeri kronik yang ditandai oleh nyeri muskuloskeletal dengan tender point yang difus. Patogenesis fibromyalgia diduga dapat berkaitan dengan stres oksidatif, penurunan massa mitokondria, dan kadar koenzim Q10.[16]
Suplementasi dengan koenzim Q10 telah dilaporkan bermanfaat mengurangi nyeri, ansietas, stres oksidatif mitokondria, dan inflamasi pada pasien fibromyalgia. Dosis yang digunakan umumnya adalah 300 mg/hari.[16-18]
Gagal Jantung
Deplesi koenzim Q10 miokardium diduga sebagai mekanisme penyebab dan progresivitas dari gagal jantung kongestif. Kadar koenzim Q10 di miokard telah dikaitkan dengan keparahan gejala gagal jantung kongestif.
Uji klinik acak Q-SYMBIO menemukan bahwa pemberian suplemen koenzim Q10 100 mg 3 kali sehari jangka pendek (16 minggu) tidak menghasilkan perbedaan bermakna dibandingkan placebo. Namun, pemberian jangka panjang (2 tahun) menghasilkan penurunan angka kejadian major adverse cardiovascular events (MACE).
Sebuah tinjauan sistematik juga menyatakan bahwa koenzim Q10 mengurangi risiko mortalitas karena semua sebab dan mengurangi rawat inap yang berkaitan dengan gagal jantung.[19-22]
Miopati Karena Statin
Statin akan menghambat jalur mevalonate yang berkaitan dengan produksi koenzim Q10. Akibatnya statin akan mengurangi kadar koenzim Q10 dan berpotensi mempengaruhi fungsi mitokondria pada otot rangka. Suplementasi koenzim Q10 diharapkan dapat mengurangi statin-associated muscle symptoms (SAMS).[23-25]
Studi yang mengevaluasi manfaat suplementasi koenzim Q10 pada miopati akibat statin masih sangat terbatas. Kebanyakan studi memiliki jumlah sampel yang kecil. Dosis yang diberikan dalam studi-studi ini berkisar antara 120–600 mg sehari selama minimal 30 hari.[23,24]
Hipertensi
Sebuah meta analisis mengevaluasi efek koenzim Q10 pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus atau penyakit metabolik lain. Koenzim Q10 diberikan dengan dosis 100–900 mg/hari dengan durasi 4 dan 24 minggu. Hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi koenzim Q10 dapat menurunkan tekanan darah sistolik (SBP) 10-21 mmHg, namun tidak menurunkan tekanan darah diastolik (DBP).[26]
Hasil tersebut sejalan dengan meta analisis lain yang menunjukkan bahwa suplementasi koenzim Q10 dapat menurunkan SBP pada pasien dengan penyakit kardiometabolik pada dosis 100-200 mg/hari.[27]
Diabetes Mellitus
Studi yang ada mengindikasikan bahwa pemberian koenzim Q10 100-200 mg/hari dalam jangka waktu pendek-menengah (sebagian besar 12 minggu) dapat menurunkan HbA1C, kadar gula darah puasa, menurunkan trigliserida, dan meningkatkan HDL.[28,29]
Penyakit Neurodegeneratif
Penyakit-penyakit yang termasuk neurodegeneratif adalah penyakit Parkinson, penyakit Huntington, dan multiple sclerosis. Penyakit ini memiliki mekanisme biologi yang serupa, termasuk neuroinflamasi dan stress oksidatif.[30]
Penyakit Parkinson
Hasil studi mengenai manfaat koenzim Q10 dalam penanganan Parkinson masih saling bertentangan. Ada yang menunjukkan bahwa suplementasi koenzim Q10 tidak membawa manfaat signifikan, tetapi ada pula yang menunjukkan bahwa pemberian koenzim Q10 300-1200 mg/hari dapat membantu meredakan gejala penyakit Parkinson.[31-34]
Penyakit Huntington
Sementara itu, terdapat uji klinis yang menunjukkan bahwa pemberian koenzim Q10 pada pasien dengan penyakit Huntington tidak memberi efek signifikan pada perlambatan penurunan kapasitas fungsi total atau waktu kematian pasien.[35]
Multiple Sclerosis
Uji klinis pada pasien dengan multiple sclerosis menunjukkan bahwa suplementasi koenzim Q10 dosis 500 mg/hari selama 12 minggu dapat menurunkan kadar penanda inflamasi.[36]
Kanker Payudara
Bukti ilmiah mengenai manfaat pemberian koenzim Q10 pada kanker payudara masih menunjukkan hasil bertentangan. Ada studi yang menunjukkan manfaat sebagai terapi adjuvan, tapi ada juga yang tidak menunjukkan manfaat signifikan.
Di sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan bahwa koenzim Q10 tidak boleh digunakan pada saat pasien mendapatkan kemoterapi. Uji klinis oleh Ambrosone dkk menyatakan bahwa penggunaan suplemen antioksidan termasuk koenzim Q1,0 baik sebelum maupun selama kemoterapi pada pasien kanker payudara, berkaitan dengan peningkatan risiko rekurensi dan kematian.[37,38]