Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Polio
Efek samping serius yang menyertai pemberian vaksin polio jarang terjadi. Meski demikian, reaksi hipersensitivitas berat, seperti syok anafilaksis, telah dilaporkan. Interaksi obat dapat terjadi dengan agen imunosupresi.[3,22]
Efek Samping
Vaksin polio telah dilaporkan menyebabkan reaksi hipersensitivitas, termasuk ruam, urtikaria, dan anafilaksis. Terjadinya reaksi alergi terkait vaksinasi rutin dilaporkan 1 per 1 juta pemberian dosis.
Reaksi lokal merupakan efek samping yang paling umum terjadi, yakni berupa eritema atau nyeri di lokasi injeksi. Reaksi minor lain yang telah dilaporkan yakni anoreksia, demam, dan muntah.
Vaccine-associated paralytic poliomyelitis (VAPP) dan vaccine-derived polioviruses (VDPVs) merupakan efek samping yang dapat ditemukan pada pemberian OPV, sementara pada IPV tidak terjadi.[1,3,22]
Vaksin Polio Oral
Efek samping vaksin polio oral dapat berupa vaccine-associated paralytic poliomyelitis (VAPP) dan vaccine derived poliovirus (VDPV).
Vaccine-Associated Paralytic Poliomyelitis (VAPP):
Terdapat kasus-kasus paralisis yang berhubungan dengan vaksin polio (Vaccine-associated paralytic poliomyelitis/ VAPP) setelah pemberian vaksin polio oral. Penarikan Sabin 2 (OPV2) bersamaan dengan penambahan pengenalan IPV dalam jadwal imunisasi rutin terbukti mampu mengurangi kejadian VAPP hingga sekitar 60%, mencegah antara 150-300 kasus di dunia setiap tahunnya.[3,23]
Vaccine Derived Poliovirus (VDPV):
VDPV merupakan strain yang dihubungkan dengan virus polio hidup yang dilemahkan yang terkandung dalam vaksin polio oral (OPV). Bila dibiarkan bersirkulasi pada kondisi dimana cakupan imunisasi kurang dalam waktu cukup lama atau terjadi replikasi pada individu dengan kekebalan kurang, maka virus yang mulanya dilemahkan bisa kembali ke bentuk yang dapat mengakibatkan penyakit dan kelumpuhan.[3,24,25]
Vaksin Inaktif
Vaksin inaktif memiliki potensi efek samping sebagai berikut:
- Lokal: nyeri, bengkak, eritema, dan massa pada area injeksi
- Sistemik: demam, sinkop, anak rewel, reaksi alergi (termasuk ruam dan anafilaksis)
- Psikiatrik: iritabilitas, kelelahan
- Gastrointestinal: penurunan nafsu makan, mual, muntah
- Sistem Saraf: sindrom Guillain-Barre
- Hematologi: limfadenopati.[22]
Interaksi Obat
Pemberian vaksin polio pada pasien yang mengonsumsi obat imunosupresan diduga dapat menurunkan respon antibodi terhadap vaksin. Jika memungkinkan, hindari pemberian vaksin selama kemoterapi atau radiasi. Jika dosis vaksin diberikan selama atau dalam 2 minggu sebelum terapi imunosupresan dimulai, dosis vaksin harus diulang ≥3 bulan setelah terapi imunosupresan dihentikan
Perlu dicatat bahwa pemberian vaksin polio dengan berbagai vaksin lain, termasuk vaksin pertusis, vaksin difteri, dan tetanus toksoid, tidak mempengaruhi respon imun terhadap vaksin tersebut.[22,26]
Penulisan pertama oleh: dr. Graciella N. T. Wahjoepramono