Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Varicella
Efek samping vaksin varicella dapat timbul secara lokal maupun sistemik. Vaksin varicella dapat berinteraksi dengan obat yang mensupresi sistem imun dan yang mengandung salisilat.[5,11]
Efek Samping
Efek samping dari vaksin atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dibedakan menjadi efek samping lokal, sistemik, dan efek samping yang ditimbulkan dari vaksin kombinasi MMRV (vaksin measles, vaksin mumps dan vaksin rubella).
Efek Samping Lokal
Kejadian ikutan paling sering adalah nyeri dan kemerahan pada lokasi injeksi. Menurut WHO, pada studi yang melibatkan 8.900 anak sehat berusia 12 bulan hingga 12 tahun yang menerima 1 dosis vaksin, 19,3% mengalami nyeri, bengkak, kemerahan, ruam, pruritus, hematoma, indurasi, serta kaku pada lokasi injeksi. Selain itu, pada 3,4% anak terdapat ruam seperti cacar air pada lokasi injeksi.[5]
Efek Samping Sistemik
Meta analisis WHO, yang melibatkan anak berusia 1‒12 tahun, melaporkan 14,7% mengalami demam dan 0,1% mengalami kejang demam.[5]
Efek Samping pada Vaksin Kombinasi
Menurut sebuah studi klinis pada 4497 anak, yang membandingkan antara pemberian vaksin MMRV pada 1 lokasi injeksi dengan MMR serta vaksin varicella yang diberikan bersamaan tetapi pada 2 lokasi injeksi yang berbeda, dilaporkan efek samping sistemik lebih tinggi pada pasien yang diberikan MMRV. Efek samping tersebut meliputi demam (21,5 vs 14,9%) dan ruam seperti campak (3,0% vs 2,1%).[4,5]
Interaksi Obat
Pemberian obat imunosupresan seperti kortikosteroid dosis tinggi dan agen sitotoksik dapat menurunkan respon imun terhadap vaksin. Pemberian vaksin varicella pada pasien yang mengonsumsi obat salisilat, seperti aspirin, dapat menyebabkan sindrom Reye.[4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini