Farmakologi Vaksin Varicella
Farmakologi vaksin varicella adalah sebagai vaksin hidup yang dilemahkan, sehingga dapat menginduksi respon imun dan memberi proteksi terhadap infeksi virus varicella zoster (VZV).[1]
Farmakodinamik
Vaksin varicella merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini nantinya akan memicu respon imun sel yang termediasi dan imun humoral. Menurut data ilmiah yang ada, vaksin varicella yang diberikan dalam dosis tunggal dapat mencegah terjadinya infeksi cacar air atau chicken pox pada semua tingkat keparahan sebanyak 20–100%, dengan rata-rata efikasi pada infeksi yang berat berkisar 78–100%.[1,3]
Efikasi vaksin varicella yang diberikan dalam dua dosis berkisar antara 84–98%, dengan rerata 93%. Jika dibandingkan dengan pemberian dosis tunggal, maka vaksin varicella yang diberikan dalam 2 dosis memiliki proteksi yang lebih baik.[1,3]
Farmakokinetik
Data absorpsi, metabolisme, distribusi, maupun eliminasi obat vaksin varicella tidak tersedia.[8]
Durasi proteksi vaksin varicella bergantung dosis yang diberikan kepada pasien. Terdapat perdebatan mengenai durasi proteksi pada pemberian vaksin varicella dosis tunggal. Meta analisis yang dilakukan WHO menyebutkan timbulnya gejala cacar air bervariasi pada setiap studi, mulai dari 8 minggu hingga 11,8 tahun setelah vaksinasi.[1]
Sementara itu, studi yang ada menunjukkan bahwa pemberian vaksin varicella 2 dosis mampu memberikan proteksi yang lebih baik. Anak yang menerima 2 dosis vaksin varicella dilaporkan 3,3 kali lebih tidak rentan mengalami penyakit cacar air pada semua tingkat keparahan. Anak yang mendapat 2 dosis juga dilaporkan tidak mengalami penyakit cacar air dalam 7‒10 tahun setelah vaksin.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini