Efek Samping dan Interaksi Obat Retinol
Efek samping retinol dapat berupa reaksi alergi ringan hingga anafilaksis. Retinol juga berinteraksi dengan neomycin, alkohol, dan sediaan vitamin A lainnya.
Efek Samping
Retinol pernah dilaporkan menyebabkan syok anafilaksis dan kematian setelah pemberian intravena. Efek samping lain yang juga bisa timbul adalah dermatitis, kerapuhan stratum korneum, konjungtivitis, paronychia, dan opasitas kornea.
Pada acne, retinol bisa menyebabkan munculnya lesi seperti granuloma (granuloma-like lesions). Retinol juga bisa menyebabkan kulit terasa lengket, alopesia, dan pengelupasan palmoplantar.
Overdosis
Toksisitas akut dapat terjadi pada konsumsi per oral dosis tunggal melebihi 350.000 IU pada infant dan 2 juta IU pada dewasa.
Toksisitas kronis dapat terjadi jika infant usia 3-6 bulan mengonsumsi 18.500 IU per hari selama 1-3 bulan. Pada dewasa, toksisitas kronis dapat terjadi jika retinol dikonsumsi melebihi 1 juta IU per hari selama 3 hari, 50.000 IU per hari selama 18 bulan atau lebih, dan 500.000 IU per hari selama 2 bulan atau lebih.
Gejala umum overdosis yang dapat timbul adalah lelah, nyeri perut, anoreksia, dan muntah. Gejala lain yang dapat timbul adalah :
- Skeletal : penebalan korteks pada radius dan tibia, athralgia berpindah, pertumbuhan lambat, penutupan epifisis prematur.
- Sistem saraf pusat : iritabilitas, nyeri kepala, peningkatan tekanan intrakranial
- Dermatologi : fisura bibir, kulit kering dan pecah-pecah, alopecia, pengelupasan kulit, dan pigmentasi
- Sistemik : hipomenorrhea, hepatosplenomegali, hepatotoksisitas, ikterus, dan leukopenia [10,11]
Interaksi Obat
Absorpsi retinol dapat berkurang jika diberikan bersama dengan neomycin.
Konsumsi retinol bersama alkohol dapat meningkatkan risiko toksisitas.
Pemberian retinol bersama sediaan vitamin A lainnya (acitretin, isotretinoin dan tretinoin) dapat meningkatkan risiko hipervitaminosis. [3]