Prognosis Cutaneous Larva Migrans
Prognosis cutaneous larva migrans sangat baik. Penyakit ini bersifat swasirna dan sangat jarang menimbulkan komplikasi.[2,3]
Komplikasi
Infeksi bakteri sekunder pada lesi cutaneous larva migrans dapat terjadi akibat garukan yang berlebihan. Bakteri tersering penyebab infeksi sekunder adalah Staphylococcus aureus dan bakteri Streptococcus sp.
Reaksi alergi juga dapat terjadi akibat enzim protease ataupun kolagenase yang dihasilkan oleh larva cacing tambang. Walaupun secara umum larva tidak dapat menembus membran basalis kulit, penyakit visceral pernah beberapa kali dilaporkan, yakni ditemukan larva pada sputum dan otot skeletal.
Komplikasi yang relatif jarang adalah sindrom Loeffler. Kondisi ini ditandai dengan gejala khas cutaneous larva migrans disertai gejala batuk yang tidak produktif serta sesak.[2,3]
Prognosis
Secara umum, prognosis cutaneous larva migrans sangat baik. Pada dasarnya, penyakit ini bersifat swasirna. Pada akhirnya larva cacing tidak akan dapat melanjutkan siklus hidup atau menginfeksi lapisan kulit yang lebih dalam, sehingga akan mati pada lapisan epidermis setelah beberapa minggu hingga bulan.[2,3]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda