Panduan E-Prescription Alomedika Dermatitis Atopik
Panduan e-prescription pada dermatitis atopik ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Dermatitis atopik (DA) merupakan bentuk eksim spesifik, yaitu inflamasi kulit kronis yang mempengaruhi wajah/pipi, leher, lengan, tungkai, daerah selangkangan, dan ketiak. DA biasanya dimulai pada awal masa bayi, dikaitkan dengan peningkatan kadar imunoglobulin E (IgE). DA termasuk ke dalam serangkaian penyakit alergi lainnya, yaitu alergi makanan, asma, dan rinitis alergi.[4,19]
Tanda dan Gejala
- Keluhan gatal yang hilang timbul, dapat sepanjang hari dan kronis
- Gejala biasanya dipicu oleh makanan (telur, susu, gandum), tungau/debu rumah, bulu hewan, atau bahan pakaian (wol)
- Riwayat alergi lain, seperti asma dan rhinitis alergi, atau sering mengalami infeksi saluran napas
- Riwayat alergi pada keluarga
- Lesi kulit pada bayi (infantil): eritema, papul, vesikel halus, eksudatif, dan krusta. Predileksi di dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan lengan dan tungkai
- Lesi kulit pada anak: papul, sedikit eksudatif, skuama, likenifikasi, dan erosi. Predileksi di lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan, dan leher
- Lesi kulit pada remaja dan dewasa: plak papular eritematosa, skuama, likenifikasi, erosi, eksudasi, serta hiperpigmentasi. Predileksi di lipat siku, lipat lutut, leher, dahi, sekitar mata, tangan, dan pergelangan tangan[25,26]
Peringatan
Segera rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan bila:
- Dermatitis atopik luas dan berat
- Dermatitis atopik dependent steroid
- Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan standar selama 4 minggu
- Bila kelainan meluas hingga terjadi kondisi eritroderma[25,26]
Perhatian pada pemberian medikamentosa adalah:
- Penggunaan steroid topikal jangka panjang dapat menyebabkan gangguan atrofi kulit, akne, eritem, striae, solar purpura, telangiektasis, dan hypertrichosis. Steroid topikal dihentikan saat lesi menghilang, dan diberikan kembali jika lesi baru muncul[27,28]
- Penggunaan kortikosteroid topikal untuk DA di area kelopak mata dan daerah periorbital aman, tetapi harus memperhatikan efek samping glaukoma dan katarak[34]
Obat antihistamin generasi pertama menimbulkan sedasi sehingga sudah tidak disarankan. Antihistamin generasi kedua dianjurkan karena efek sedasi dan gangguan psikomotornya lebih rendah daripada generasi pertama[28,29]
Pemberian pelembab pada tata laksana DA dapat menjaga lapisan pelindung alami kulit sehingga mencegah rekurensi reaksi peradangan[25,30]
- Studi menyimpulkan bahwa penggunaan rutin kortikosteroid sistemik untuk DA tidak dianjurkan, tetapi hanya untuk keadaan khusus dan membutuhkan konsultasi spesialis[14]
- Studi tidak merekomendasikan penggunaan antibiotik topikal secara rutin pada pasien DA, terutama untuk jangka panjang. Hal ini karena kombinasi antibiotik topikal dan kortikosteroid topikal tidak memberikan manfaat klinis apa pun pada pengobatan DA dibandingkan dengan kortikosteroid topikal saja[32,33,37]
Medikamentosa
Tata laksana DA terutama adalah edukasi perawatan kulit harian. Jika timbul iritasi kulit, maka dapat diberikan regimen topikal steroid. Steroid sistemik dipertimbangkan pada lesi yang luas, dan pasien harus segera rujuk ke spesialis.
Perawatan Kulit Harian
Hindari faktor pemicu, misalnya pantangan makanan berprotein tinggi seperti susu sapi, telur, kacang tanah, coklat, dan ikan laut. Menghindari debu berlebih, polusi udara, dan asap rokok dapat dengan menggunakan masker.[25,26,31]
Mandi atau berendam dengan air hangat, tanpa sabun, selama 10‒15 menit dapat menjaga kebersihan kulit, membantu debridement kulit yang terinfeksi, dan meningkatkan penetrasi terapi topikal. Setelah mandi, kulit dikeringkan perlahan dan dioleskan krim pelembab.[4,10,17]
Penggunaan emolien akan memberikan kelembapan pada kulit dan membantu mencegah kehilangan air lebih lanjut. Emolien adalah senyawa hidrokarbon yang dapat memperbaiki tekstur stratum korneum. Contoh emolien di antaranya petrolatum, lanolin, butyrospermum parkii butter/shea butter, asam lemak, kolesterol, skualen, pseudoceramide. Beberapa merk yang ada misalnya krim AquaphorⓇ, AtopiclairⓇ, dan MimyxⓇ. [4,19,30]
Steroid Topikal
Pemberian obat topikal bertujuan untuk mengatasi iritasi kulit. Pilihan obat sebagai berikut:
- Dapat menggunakan hidrokortison krim 1% dan jika tidak ada perbaikan dapat ditingkatkan menjadi kadar 2,5%, diaplikasikan 2 kali sehari pada lesi
- Steroid potensi sedang seperti krim triamsinolon asetonid 0,1% atau krim mometason furoat 0,1% dapat diberikan pada dewasa, diaplikasikan 2 kali sehari pada lesi
- Apabila ada likenifikasi dan hiperpigmentasi dapat menggunakan steroid potensi kuat, seperti krim betametason valerat 0,1% atau krim desoksimetason 0,25%. Jika tidak membaik dapat dipilih steroid potensi lebih kuat, seperti krim betametason dipropionat 0,05% atau krim klobetasol propionat 0,05%, pilihan-pilihan krim tersebut diaplikasikan 2 kali sehari pada lesi
Antibiotik Topikal
Jika terdapat infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik topikal krim/salep asam fusidat, mupirocin, atau tetrasiklin. Dioleskan sampai 3 kali sehari selama 10 hari.[32,33,37]
Medikamentosa Sistemik
Obat antihistamin peroral diberikan untuk mengurangi gejala gatal dan reaksi inflamasi. Pilih salah satu dari obat antihistamin generasi kedua berikut:
Cetirizine 1x10 mg
Loratadine 1x10 mg[25,26,32,33]
Pilihan Terapi pada Kehamilan
Terapi lini pertama dermatitis atopik pada kehamilan adalah steroid topikal, baik yang berpotensi lemah, sedang, atau kuat. Penggunaan pada kehamilan yang paling aman menggunakan emolien, steroid topikal, dan sinar ultraviolet B. Radiasi UVB tidak dianggap teratogenik dan dapat digunakan untuk mengobati pasien hamil dengan DA.[35,36]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja