Epidemiologi Erisipelas
Data epidemiologi menunjukkan bahwa erisipelas paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri flora normal kulit, utamanya Streptococcus. 80% kasus erisipelas terjadi di tungkai bawah.[2,8]
Global
Meskipun erisipelas dan selulitis merupakan infeksi kulit yang banyak terjadi, data epidemiologi kedua penyakit ini masih terbatas. Insiden kedua kondisi ini diperkirakan berkisar antara 0,2 hingga 24,6 per 1000 orang-tahun.[8]
Saat ini, 80% kasus erisipelas dilaporkan melibatkan tungkai bawah. Beberapa studi melaporkan bahwa wanita lebih sering mengalami, tetapi pria juga telah dilaporkan lebih sering pada kelompok usia lebih muda.[2]
Indonesia
Data epidemiologi erisipelas di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Kebanyakan kasus erisipelas sembuh dengan baik setelah terapi antibiotik, dengan angka mortalitas di bawah 1%. Namun, kekambuhan dapat terjadi pada 5–20% kasus. Pada kasus yang jarang, bisa terjadi komplikasi berat seperti Streptococcus toxic shock syndrome, endokarditis, dan septikemia.[2,9-11]
Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta