Etiologi Erisipelas
Etiologi tersering dari erisipelas adalah bakteri, terutama flora normal kulit seperti Streptococcus pyogenes. Secara umum, faktor risiko erisipelas dibagi menjadi 3, yaitu gangguan barrier kulit, gangguan aliran limfatik, dan faktor pejamu.[4]
Etiologi
Erisipelas terutama disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus. Streptococcus grup A (S. pyogenes) telah dilaporkan ditemukan pada sekitar 58–67% kasus. Bakteri lain yang juga telah dilaporkan terlibat adalah Streptococcus grup B (S. agalactiae), Streptococcus grup C dan G.
Bakteri selain Streptococcus yang juga pernah dilaporkan menyebabkan erisipelas adalah Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, serta Enterobacteria.[2]
Faktor Risiko
Faktor risiko erisipelas adalah berbagai kondisi yang memudahkan masuknya bakteri melewati sawar kulit.
Gangguan Pada Barrier Kulit
Infeksi akan terjadi bila patogen berhasil menembus barrier kulit dan melakukan kolonisasi. Beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan pada barrier kulit, misalnya luka akibat trauma, gigitan serangga, ulkus, dermatitis, psoriasis, dan berbagai penyakit kulit lain.[6]
Gangguan Aliran Limfatik
Lymphedema kronis, insufisiensi vena kronik, dan obesitas dapat menyebabkan gangguan pada aliran limfatik, sehingga fagositosis oleh leukosit polimorfonuklear menjadi terganggu dan pasien lebih rentan untuk mengalami infeksi. Selain itu, pasien yang memiliki riwayat kanker memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk mengalami erisipelas karena gangguan aliran limfatik yang disebabkan oleh efek tumor secara langsung ataupun karena efek radioterapi dan limfadenektomi.[6,7]
Usia Tua
Penurunan elastisitas dan integritas kulit, sirkulasi yang buruk, serta adanya penyakit penyerta seperti diabetes mellitus menyebabkan erisipelas lebih rentan terjadi pada lansia. Malnutrisi pada lansia juga dapat menghambat penyembuhan luka dan meningkatkan risiko erisipelas.[7]
Imunokompromais
Pasien yang memiliki status imunitas yang rendah, misalnya pasien dengan diabetes, kanker, gagal ginjal, neutropenia, dan HIV akan lebih rentan untuk mengalami erisipelas.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta