Etiologi Lymphedema
Berdasarkan etiologi, lymphedema dibedakan menjadi lymphedema primer dan sekunder. Lymphedema primer bersifat idiopatik atau genetik, misalnya akibat gangguan pada perkembangan jaringan limfatik. Sementara itu, lymphedema sekunder merupakan kondisi lymphedema yang berkaitan dengan adanya penyakit atau kerusakan pada sistem limfatik normal, misalnya pada filariasis dan keganasan.[1]
Lymphedema Primer
Pada lymphedema primer, penyebabnya adalah gangguan genetik yang patogenesisnya masih belum jelas. Kelainan genetik tersebut menyebabkan adanya paralisis, spasme, ataupun insufisiensi vena pada ekstremitas bawah. Berikut ini adalah beberapa etiologi lymphedema primer:
- Hipoplasia saluran limfatik ekstremitas bawah
- Penyakit Milroy
- Sindrom lymphedema-distichiasis (mutasi FOXC2)
- Sindrom hipotrikosis-lymphedema-telangiektasis (mutasi SOX18)
- Neurofibromatosis
- Sindrom Prader-Willi
- Displasia limfatik general (Sindrom Hennekam)
- Sindrom Emberger[1,2,4,5]
Lymphedema Sekunder
Lymphedema sekunder merupakan lymphedema yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Salah satu penyebab tersering adalah filariasis limfatik (kaki gajah) yang masih banyak di beberapa negara berkembang. Selain filariasis, penyebab lymphedema sekunder antara lain:
- Keganasan: penekanan atau kerusakan saluran limfatik akibat tumor, radioterapi, atau pembedahan
- Kondisi dengan gangguan saluran limfatik: luka bakar, trauma, infeksi bakteri, rheumatoid arthritis
- Gangguan vaskular: insufisiensi vena kronis, penyakit arteri perifer oklusif
- Pembedahan: bypassiliofemoral, eksisi kelenjar getah bening (KGB), coronary artery bypass graft (CABG)[1,2,4,5]
Faktor Risiko
Pada pasien lymphedema, faktor risiko merupakan hal yang sangat penting, karena beberapa faktor risiko dapat dihindari untuk mencegah lymphedema.
Kanker Payudara
Breast cancer – related lymphedema (BCRL) merupakan salah satu komplikasi kanker payudara. Risiko terjadinya meningkat pada pasien yang obesitas dan yang menjalani prosedur eksisi pada nodus limfe aksila (axillary lymph node dissection, ALND) dan radiasi nodus limfe regional.[5]
Faktor Angiogenik
Saat ini diketahui terdapat faktor angiogenik yang meningkatkan risiko lymphedema. Ini mencakup peningkatan ekspresi vascular endothelial growth factor (VEGF), angiopoietin 1, dan angiopoietin 2 yang berperan sebagai faktor genetik pada kasus lymphedema.[4]
Faktor Risiko Lain
Faktor risiko lain lymphedema adalah:
- Obesitas
- Riwayat menjalani prosedur radiasi (radiation-induced lymphedema)
- Trauma (trauma-induced lymphedema)
- Prosedur pembedahan, seperti limfadenektomi (surgery-induced lymphedema)[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta