Edukasi dan Promosi Kesehatan Moluskum Kontagiosum
Edukasi dan promosi kesehatan tentang moluskum kontagiosum dilakukan untuk memperingati pasien dan keluarga bahwa penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit orang yang terinfeksi.[1,2]
Pengetahuan jalur-jalur penularan infeksi seperti baik transmisi seksual, non-seksual, ataupun autoinokulasi sangat penting untuk penerapan pencegahan risiko terjangkit moluskum kontagiosum. Selain itu, pasien dan keluarga perlu tahu bahwa waktu terinfeksi hingga munculnya gejala adalah 2-6 minggu.[1,2,6]
Edukasi Pasien
Pasien diedukasi bahwa penyakit yang dideritanya merupakan infeksi virus yang dapat berasal dari penularan melalui kontak kulit langsung dengan orang yang terinfeksi baik secara seksual maupun non-seksual seperti menggunakan handuk orang tersebut.[1,2]
Sampaikan pada pasien bahwa penting untuk menutup lesi menggunakan pakaian atau perban saat terinfeksi untuk mencegah penularan pada orang sekitar. Bila lesi terletak di dekat atau daerah genital, tunda melakukan hubungan seksual hingga lesi sembuh atau dapatkan terapi agar tidak menularkan penyakit pada pasangan.[1,2]
Pencegahan juga dilakukan dengan menjaga kebersihan tangan, menghindari memegang atau menggaruk lesi, dan tidak menggunakan alat pribadi bersama orang lain.[1,2,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Moluskum kontagiosum pada pasien imunokompeten dapat mengalami resolusi dalam waktu 6-12 bulan, tetapi perjalanan penyakit dapat berjalan hingga 4 tahun. Hal ini dikarenakan di saat satu/beberapa lesi sembuh, lesi lain yang baru dapat muncul.[1,2,5]
Selain itu, terapi yang ada saat ini belum terbukti efektif dalam penatalaksanaan moluskum kontagiosum sehingga tidak wajib dilakukan dan biasanya dilakukan untuk pasien imunokompromais seperti pasien HIV untuk mencegah perburukan penyakit moluskum kontagiosum. Penatalaksanaan moluskum kontagiosum pada pasien imunokompeten biasanya dilakukan karena alasan kosmetik.[1,2,5,7,13,15]
Pasien diberitahu bahwa berbagai terapi memiliki efek samping, memerlukan waktu yang lama, dan/atau beberapa kali kunjungan. Pasien juga dianjurkan untuk tidak memencet papul moluskum kontagiosum. Selain menimbulkan rasa sakit, hal ini dapat meningkatkan risiko terbentuknya jaringan parut. Perdarahan yang terjadi akibat memencet papul juga dapat meningkatkan risiko transmisi.[1,2,5]
Orang-orang di sekitar pasien perlu dianjurkan untuk tidak menyentuh kulit pasien, tidak memakai benda pribadi bersama pasien, serta tidak melakukan hubungan seksual dengan pasien.[14]
Pada pasien moluskum kontagiosum yang aktif secara seksual perlu melakukan pemeriksaan skrining infeksi menular seksual bersama dengan pasangan seksualnya untuk mendeteksi penyakit seperti gonore, klamidia, sifilis, dan HIV.[2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja