Pendahuluan Hipoglikemia pada Anak
Hipoglikemia pada anak merupakan suatu kondisi di mana kadar gula darah cukup rendah hingga menimbulkan gejala klinis seperti pusing, pucat, berkeringat, hingga sinkop pada anak ataupun bayi. Meski begitu, definisi baku hipoglikemia pada neonatus dan anak masih menjadi kontroversi. Beberapa pendekatan mendefinisikan hipoglikemia berdasarkan gejala, sementara yang lain dari nilai glukosa.
Pada remaja dan orang dewasa, definisi hipoglikemia dikaitkan dengan trias Whipple yang terdiri dari gejala hipoglikemia, kadar glukosa darah di bawah 60 mg/dl, dan adanya perbaikan gejala setelah pemberian glukosa. Namun, definisi tersebut kurang sesuai untuk neonatus dan anak yang gejalanya seringkali tidak jelas dan belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mengkomunikasikan gejala.[1-3]
Pada neonatus berusia <48 jam, gejala dapat berupa letargi, takipnea, ketidakstabilan hemodinamik, apnea, kejang, atau bahkan henti jantung. Gejala yang lebih ringan mencakup sianosis, hipotermia, atau diaforesis. Kadar gula darah umumnya kurang dari 50 mg/dl.
Pada neonatus berusia >48 jam, bayi, ataupun anak kecil yang belum dapat mengkomunikasikan gejalanya, hipoglikemia dapat didiagnosis jika kadar gula darah di bawah 60 mg/dl. Sementara itu, untuk anak yang lebih besar dan sudah dapat mengkomunikasikan gejalanya, trias Whipple bisa digunakan.[1]
Pada kasus hipoglikemia anak atau bayi dengan derajat ringan-sedang, dapat diberikan asupan gula sederhana per oral. Pada kasus yang berat di mana anak dalam kondisi tidak sadar atau tidak dapat mentoleransi pemberian oral, maka glukosa perlu diberikan secara intravena.[1-3]