Etiologi Hipoglikemia pada Anak
Etiologi hipoglikemia pada anak antara lain diabetes mellitus tipe 1, hiperinsulinemia kongenital, insufisiensi adrenal, dan kelainan metabolik. Kejadian hipoglikemia tersering ditemukan pada pasien diabetes. Hipoglikemia juga bisa terjadi pada kondisi adanya pergantian obat atau overdosis, infeksi, perubahan pola diet, atau aktivitas tertentu.[5]
Diabetes Mellitus Tipe 1
Hipoglikemia adalah salah satu komplikasi dari diabetes mellitus tipe 1 (T1DM) di masa anak yang dapat terjadi akibat pemberian dosis insulin yang melebihi kebutuhan. Tujuan penting dari manajemen diabetes adalah mencegah terjadinya hipoglikemia berat dan berulang karena dapat menyebabkan komplikasi neurologis akut dan permanen.[3]
Hiperinsulinemia kongenital
Hiperinsulinemia kongenital merupakan penyebab hipoglikemia persisten pada bayi dan anak. Pada kondisi ini, terjadi kelainan biokimia yang ditandai dengan tidak teraturnya sekresi insulin oleh sel beta pankreas sehingga menyebabkan hipoglikemia.[3]
Insufisiensi Adrenal
Insufisiensi adrenal adalah kondisi yang mengancam jiwa, dimana korteks adrenal tidak mampu menghasilkan hormon steroid secara adekuat. Penyebab paling umum dari insufisiensi adrenal primer pada anak adalah hiperplasia adrenal kongenital karena defisiensi 21-hidroksilase.[3,6]
Hipopituarisme Kongenital dan Defisiensi Hormon Pertumbuhan
Hipopituitarisme kongenital dan defisiensi hormon pertumbuhan merupakan kondisi patologis berupa defisiensi sebagian atau total dari satu atau lebih hormon pituitari. Dalam kondisi ini, ACTH (adrenocorticotropic hormone) maupun GH (growth hormone) dapat muncul dengan hipoglikemia yang dihubungkan dengan keton normal atau rendah tanpa adanya asidosis metabolik. Seperti yang diketahui GH dan kortisol pada dosis fisiologis akan bekerja sinergis untuk meningkatkan glukosa darah.[1]
Kelainan Metabolik
Terdapat beberapa kelainan metabolik yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia pada anak, antara lain:
- Glycogen storage disease
- Hereditary fructose intolerance
- Ketotic hypoglycemia
- Galaktosemia
- Asidemia organik
- Defek ketogenesis
- Fructose 1,6 bisphosphatase deficiency
Fatty acid oxidation disorder[1]
Faktor Risiko
Risiko hipoglikemia meningkat pada pasien anak dengan usia sangat muda (misal neonatus dan balita), serta pada pasien yang mendapat insulin.[7]
Usia Muda
Pada pasien anak dengan usia muda yang mengalami diabetes mellitus tipe 1, risiko episode hipoglikemia biasanya lebih besar dan berat karena faktor asupan makanan, aktivitas, dan kepatuhan terhadap jadwal pengobatan yang kurang dapat diprediksi. Terdapat data yang menunjukkan bahwa hipoglikemia berat terjadi pada 9,6% anak usia 2 sampai <6 tahun, dibandingkan dengan 5,2% anak usia 6 sampai <13 tahun, dan 6,3% anak usia 13 sampai <18 tahun.[7]
Penggunaan Terapi Insulin
Pengaturan regimen dosis insulin dapat menjadi prediktor penting dari risiko hipoglikemia. Umumnya, terapi insulin intensif mempunyai keuntungan kontrol hipoglikemik yang lebih baik dan bisa mengurangi risiko hipoglikemia bila diberikan secara tepat. Meski begitu, terapi insulin intensif juga lebih berisiko menyebabkan hipoglikemia, misal jika pasien menunda camilan atau jadwal makan.[7]
Latihan atau Aktivitas Fisik
Latihan atau aktivitas fisik berlebih pada anak dengan diabetes melitus berpotensi menyebabkan hipoglikemia karena terjadi peningkatan pemanfaatan glukosa atau peningkatan penyerapan insulin dari tempat injeksi. Efek hipoglikemia ini dapat tertunda beberapa jam dan dapat bervariasi antar individu dan dengan intensitas dan durasi olahraga.[7]
Faktor Risiko Lain
Adanya penyakit yang menimbulkan gejala berupa mual, muntah, hingga anoreksia berpotensi menyebabkan hipoglikemia karena pengaruh asupan oral yang buruk, terlebih bila pasien masih dalam terapi insulin.
Faktor lain adalah dari aspek psikologis dan sosial ekonomi. Peningkatan risiko hipoglikemia dihubungkan dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah dan gangguan kejiwaan.
Faktor risiko yang lebih jarang berupa adanya penyakit autoimun yang diderita bersamaan dengan diabetes melitus tipe 1 pada anak. Penyakit autoimun ini misalnya tiroiditis, penyakit Addison, dan penyakit Celiac.[7]