Edukasi dan Promosi Kesehatan Atresia Esofagus
Edukasi dan promosi kesehatan utama diberikan kepada orang tua terkait rencana operasi berdasarkan klasifikasi Spitz dan Waterstone serta rencana pemberian nutrisi parenteral total, intubasi, serta terapi suportif lainnya untuk menunjang kehidupan neonatus.
Edukasi
Prematuritas, kehamilan kembar, bayi berat lahir rendah, masalah pernapasan, adanya anomali kongenital lain, maupun dengan long-gap esophageal atresia merupakan faktor risiko mayor beratnya komplikasi. Maka dari itu, orang tua harus diberikan edukasi mengenai keadaan anak mereka dan menekankan perlunya pemantauan lebih lama di rumah sakit pada pasien atresia esofagus yang disertai faktor risiko mayor.[20]
Edukasi yang dapat diberikan pada orang tua pasien dengan atresia esofagus adalah dengan menekankan bahwa komplikasi setelah operasi berupa refluks gastroesofageal tetap dapat terjadi walau tanpa adanya gejala klinis pada anak yang telah dioperasi rekonstruksi atresia esofagus. Untuk itu, pemantauan klinis oleh dokter spesialis multidisiplin harus dilakukan secara berkala untuk memastikan tumbuh kembang yang optimal serta untuk memantau kemungkinan komplikasi.[21]
Orang tua pasien juga perlu diedukasi agar memahami kapan pembedahan perlu segera dilakukan, harus ditunda atau pembedahan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan keadaan klinis anak berdasarkan kriteria prognosis Waterstone. Tata laksana pembedahan sendiri juga memiliki komplikasi, di antaranya adalah kebocoran anastomosis, rekurensi, dan striktur anastomosis.[1]
Setelah pembedahan, pemantauan klinis pasien perlu tetap dilakukan, mulai dari 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan kemudian 1 tahun setelah pembedahan dilakukan. Orang tua harus memahami bahwa pemantauan ini harus dilakukan agar dokter bedah dapat menilai keadaan umum, pertumbuhan, fungsi menelan, proses penyembuhan bekas luka operasi serta fungsi saluran napas.[1]
Pemeriksaan radiologi hanya diperlukan bila terdapat riwayat tersedak, sianosis, regurgitasi, disfagia, gagal tumbuh, batuk atau wheezing pada pasien. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan endoskopi sesuai indikasi.[1]
Morbiditas pada pasien post operasi umumnya mulai dapat dipantau bila orang tua melaporkan adanya gangguan atau keterlambatan tumbuh kembang. Disabilitas belajar biasanya dikeluhkan setelah anak masuk sekolah. Masalah–masalah tersebut harus dipantau oleh tim dokter multidisplin serta dilakukan operasi pembedahan pada komplikasi yang membutuhkan rekonstruksi.[21]
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan diberikan untuk meningkatkan kesadaran orang tua untuk melakukan antenatal care rutin pada saat kehamilan. Dengan dilakukannya hal ini, identifikasi dini janin yang mengalami atresia esofagus dapat dilakukan. Hal ini karena, sebanyak 60% bayi yang mengalami atresia esofagus sebenarnya sudah terdeteksi sebelum kelahiran.
Identifikasi dini mengenai keadaan ini perlu dilakukan, karena hampir semua bayi yang lahir dengan atresia esofagus memerlukan penanganan lebih lanjut di ruang NICU. Atresia esofagus tidak dapat dicegah, sehingga hal yang dapat dilakukan dalam keadaan ini adalah mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut yang berisiko mortalitas dan morbiditas.[22]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli