Edukasi dan Promosi Kesehatan Proktitis
Edukasi dan promosi kesehatan terkait proktitis konseling hubungan seksual yang sehat untuk etiologi infeksi menular seksual (IMS), serta diet mediterania untuk mengontrol gejala terutama untuk inflammatory bowel disease (IBD). Pasien dengan IMS perlu diinformasikan untuk skrining ulang setelah 3 bulan, serta mengobati pasangan seksual. Kelompok berisiko mengalami IMS perlu dilakukan skrining tiap 3–6 bulan direkomendasikan.[4,23,25]
Edukasi
Sampaikan pada pasien apa penyebab yang mendasari timbulnya proktitis. Tata laksana dari etiologi sangat berpengaruh pada keberhasilan manajemen proktitis.
Pada proktitis yang disebabkan oleh infeksi menular seksual, pasangan pasien perlu dievaluasi dan ditata laksana sesuai indikasi. Edukasi terkait infeksi menular seksual dan pencegahannya (termasuk pentingnya penggunaan kondom) diperlukan. Jika infeksi disebabkan oleh gonorrhea atau klamidia, sampaikan pada pasien untuk melakukan pengecekan ulang dalam 3 bulan.
Pada pasien dengan inflammatory bowel disease (IBD), manajemen adekuat dapat mencegah timbulnya dan rekurensi dari proktitis. Diet mediterania dapat direkomendasikan pada pasien dengan IBD. Diet ini merupakan diet tinggi serat, antioksidan dan vitamin. Diet mengandung banyak buah dan sayur-sayuran, minyak olive dan minyak ikan yang banyak mengandung mono- dan polyunsaturated fatty acids, kacang, serta whole grains.[1,4,23,24]
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan dapat dilakukan pada proktitis yang disebabkan infeksi menular seksual. Berikut adalah prinsipnya:
Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seksual bila menderita infeksi menular seksual atau sedang dalam pengobatan
Be faithful, yaitu setia hanya pada satu pasangan dan menghindari berganti-ganti pasangan untuk menurunkan risiko tertular dari orang yang tidak dikenal.
Condom, yaitu gunakan kondom pada saat hendak berhubungan untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual[16,24]
Pada kelompok berisiko mengalami IMS, promosi kesehatan juga meliputi pentingnya skrining IMS setiap 3–6 bulan. Pada keadaan ini, tenaga kesehatan juga harus aktif mengunjungi pasien untuk melakukan skrining.[16,24]
Pada proktitis non infeksi, penting untuk mencegah faktor-faktor yang dapat mencetuskan relaps seperti makanan tertentu, kondisi stress, dan jangan lupa menjaga kondisi kesehatan secara umum.[16]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli