Penatalaksanaan Proktitis
Penatalaksanaan medikamentosa yang direkomendasikan untuk proktitis ulseratif adalah 5-asam aminosalisilat (5-ASA) mesalamine per rektal. Sedangkan tata laksana definitif seperti kombinasi ceftriaxone dan azithromycin pada kecurigaan gonore, azithromycin pada klamidia, dan acyclovir untuk infeksi virus herpes simplex (HSV) dapat segera diberikan bila klinis sudah jelas tanpa menunggu hasil pemeriksaan penunjang.
Apabila dengan terapi medikamentosa klinis tidak membaik atau proktitis dengan komplikasi seperti fistula dan perdarahan persisten, tindakan operasi dapat dipertimbangkan. Tindakan operasi untuk proktitis meliputi kolostomi, ileostomi, proktektomi, maupun proktokolektomi dengan ileal pouch-anal anastomosis (IPAA).[4]
Konseling dan Terapi Suportif
Konseling pada proktitis terutama berhubungan dengan infeksi menular seksual (IMS). Pada pasien proktitis karena IMS, perlu dilakukan edukasi mengenai berhubungan seksual yang aman, serta mengobati pasangan seksual.
Proktitis dapat menyebabkan nyeri rektal. Pada keadaan ini, obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) tidak direkomendasikan. Hal ini karena OAINS dapat memperparah keluhan perdarahan dan dapat menginduksi kolitis. Antinyeri yang dapat diberikan meliputi paracetamol dan ketamin.[4,22,23]
Pada pasien dengan inflammatory bowel disease, diet mediterania dapat disarankan. Diet mediterania adalah diet tinggi serat, antioksidan dan vitamin, di mana intake mengandung banyak buah dan sayur-sayuran, minyak olive dan minyak ikan yang banyak mengandung mono- dan polyunsaturated fatty acids, kacang, serta whole grains.[24]
Proktitis Akibat Gonorrhea
Proktitis akibat gonorrhea dapat diobati dengan antibiotik. Antibiotik pilihan pada infeksi N. gonorrhoeae adalah ceftriaxone 250 mg intramuskular (IM) dosis tunggal; ditambah azithromycin 1 gram per oral dosis tunggal. Regimen alternatif adalah cefixime 400 mg per oral dosis tunggal dengan doxycycline 100 mg per oral 2 kali sehari selama 7 hari.[4]
Proktitis Akibat Klamidia
Proktitis akibat klamidia diobati dengan azithromycin 1 gram dosis tunggal atau doxycycline 100 mg dua kali sehari selama 7 hari. Regimen alternatif dapat memilih antara erythromycin 500 mg 4 kali sehari selama 7 hari; atau levofloxacin 500 mg 1 kali sehari selama 7 hari; atau ofloxacin 300 mg 2 kali sehari selama 7 hari.[11]
Proktitis Akibat Limfogranuloma Venereum
Proktitis akibat limfogranuloma venereum diobati dengan doxycycline 100 mg 2 kali sehari selama 21 hari. Erythromycin atau azithromycin dapat digunakan sebagai alternatif dalam periode yang sama yaitu 21 hari.[4]
Proktitis Herpes
Proktitis herpes diobati dengan acyclovir 400 mg per oral 3 kali sehari; atau valacyclovir 1 gram 2 kali sehari; atau famciclovir 250 mg 3 kali sehari selama 7–10 hari. Lama pengobatan bisa diperpanjang jika belum didapatkan resolusi.[4]
Proktitis Akibat Sifilis
Proktitis akibat sifilis dapat diobati dengan penicillin benzathine 2,4 juta unit intramuskular dosis tunggal.[11]
Proktitis Akibat Inflammatory Bowel Disease
Pedoman American College of Gastroenterology (ACG) and American Gastroenterological Association (AGA) merekomendasikan penggunaan mesalamine topikal atau supositoria dengan dosis 1 gram per hari. Pemberian dilakukan hingga tercapai remisi pada pasien dengan proktitis ulseratif derajat ringan hingga sedang.
Penggunaan kortikosteroid, baik topikal maupun sistemik, tidak disarankan kecuali remisi tidak tercapai atau pasien mengalami intoleransi, hipersensitivitas, ataupun refrakter terhadap mesalamine. Kortikosteroid yang dapat dipilih mencakup hydrocortisone, prednisone, budesonide, atau beclomethasone.[12]
Proktitis Radiasi
Radiasi pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan epitel mukosa rektum dan menyebabkan proktitis. Hingga saat ini, belum ada panduan tata laksana untuk proktitis radiasi. Beberapa agen yang diduga dapat bermanfaat antara lain sukralfat enema topikal, short chain fatty acid (SCFA) topikal, 5-asam aminosalisilat (5-ASA) topikal, kortikosteroid topikal, dan formaldehid 4% topikal.[10,13]
Pembedahan
Terapi pembedahan pada proktitis jarang dilakukan. Belum ada konsensus terkait terapi pembedahan pada proktitis, tetapi beberapa indikasi dilakukan pembedahan adalah:
- Striktur atau obstruksi rektum
- Perforasi rektum
- Fistula
- Perdarahan yang tidak tertangani
- Nyeri yang tidak tertangani[10]
Tindakan operasi untuk proktitis meliputi kolostomi, ileostomi, proktektomi, maupun proktokolektomi dengan ileal pouch-anal anastomosis (IPAA).[4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli