Patofisiologi Protein-Losing Enteropathy
Patofisiologi terjadinya protein-losing enteropathy (PLE) adalah melalui hilangnya protein melalui saluran pencernaan dalam jumlah besar, yang melebihi kapasitas produksi protein oleh hepar. Normalnya hampir semua protein yang masuk ke usus akan didegradasi menjadi asam amino dan direabsorbsi kembali ke dalam sirkulasi portal. Normalnya, saluran pencernaan tidak berperan dalam katabolisme protein, dan hanya berperan sebesar 10% dalam proses pemecahan albumin dan gamma globulin.[1-3]
Secara garis besar, mekanisme kebocoran protein plasma dikelompokkan kedalam 3 bagian, yaitu proses inflamasi, peningkatan permeabilitas mukosa dan kehilangan cairan limfe.
Proses Inflamasi
Kerusakan mukosa akan menyebabkan terjadinya eksudasi protein plasma melalui celah epitel yang rusak. Jumlah protein plasma yang hilang berhubungan dengan derajat kerusakan mukosa tersebut.
Peningkatan Permeabilitas Mukosa
Rusaknya keutuhan mukosa lambung, usus halus, dan kolon oleh proses inflamasi, infiltrasi, dan genetik, dapat menyebabkan kebocoran protein ke dalam lumen pencernaan.
Kehilangan Cairan Limfe Pada Saluran Pencernaan
Obstruksi limfe, kelainan kongenital sistem limfatik, atau peningkatan tekanan vena sentral (misalnya gagal jantung kongestif atau perikarditis konstriktif) akan menyebabkan peningkatan tekanan pada saluran limfe, selanjutnya diikuti kebocoran dari limfe yang kaya akan protein.[1-4]
Menurut Bode et al, PLE dapat disebabkan oleh kehilangan protein heparan sulfate dimana protein tersebut normalnya terdapat pada permukaan sel epitel usus.[10] Heparan sulfate proteoglikan memiliki peran sebagai barier usus karena memiliki daerah ekstraseluler yang mengikat membrane plasma, yang dikenal syndecans, atau berikatan dengan membrane glycolipid yang disebut glypican. Syndecans memiliki peran penting untuk mempertahankan intercellular tight junctions. Pada mukosa usus yang memiliki kekurangan syndecans atau protein heparan sulfate lainnya, akan memiliki kelainan pada barrier tight intercellular dan menyebabkan kebocoran protein via paracellular pathway ke lumen intestinal. Selain itu, adanya sitokin proinflammatory seperti TNF-α atau interferon-γ menyebabkan kerusakan intercellular junction dan meningkatkan kebocoran protein.[1-4]