Pendahuluan Leukopenia
Leukopenia adalah penurunan kadar leukosit atau sel darah putih menjadi kurang dari 4000/µL. Leukopenia biasanya merupakan konsekuensi penurunan kadar neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, atau basofil. Penurunan kadar leukosit ini menyebabkan gangguan pada fungsi imunitas tubuh.[1-3]
Leukopenia dapat didasari oleh berbagai mekanisme penyebab, seperti gangguan faktor pembentukan darah, peningkatan kecepatan destruksi leukosit, respon terhadap infeksi, hingga sekuestrasi leukosit oleh limpa. Berdasarkan kadar hitung jenis leukosit yang menyertainya, leukopenia dapat terbagi menjadi neutropenia, limfositopenia, dan monositopenia. Leukopenia akan menunjukkan gambaran klinis yang signifikan bila disertai oleh adanya neutropenia.[1,2,4]
Penegakan diagnosis utama dari leukopenia adalah melalui pemeriksaan laboratorium darah lengkap. Pada leukopenia, akan ditemukan penurunan kadar leukosit. Gejala yang ditunjukkan pasien bisa bervariasi tergantung penyebab yang mendasari. Penggalian terhadap riwayat penyakit dan pengobatan merupakan langkah penting untuk menentukan etiologi leukopenia. Apabila diperlukan, pasien leukopenia dapat menjalani pemeriksaan penunjang lebih lanjut, misalnya apusan darah tepi, radiologi, hingga biopsi sumsum tulang.[1,2]
Penatalaksanaan leukopenia bergantung pada penyebab yang mendasari. Sebagai contoh, leukopenia akibat multiple myeloma atau anemia aplastik mungkin memerlukan transplantasi sumsum tulang. Leukopenia akibat infeksi HIV akan memerlukan obat antiretrovirus.[1-3]