Prognosis Angina Pektoris
Prognosis angina pektoris lebih buruk dibandingkan pasien dengan nyeri dada nonkardiak. Angina yang tidak stabil atau non ST elevation myocardial infarction (NSTEMI) umumnya memiliki prognosis yang lebih buruk daripada angina pektoris stabil.[24,25]
Pasien angina pektoris dengan faktor risiko hipertensi dan penyakit metabolik yang tidak terkontrol merupakan prediktor yang kuat dalam peningkatan risiko kejadian koroner berkala.[24,25]
Komplikasi
Angina pektoris berkaitan dengan spektrum komplikasi yang luas dan tidak dapat dipisahkan dari proses perjalanan penyakit jantung iskemik. Beberapa komplikasi yang dapat timbul pada angina pektoris adalah aritmia jantung, gagal jantung, dan syok kardiogenik.[23-25]
Aritmia Jantung
Aritmia jantung, seperti aritmia atrial dan ventrikel, merupakan komplikasi lanjut dari kondisi iskemia miokard kronis pada angina pektoris. Atrial fibrilasi merupakan bentuk aritmia yang sering terjadi pada pasien penyakit jantung koroner, dengan persentase 17‒46%.[23-25]
Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan komplikasi terminal dari penyakit jantung iskemik, yang diawali dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri. Fraksi ejeksi juga ditemukan menurun (heart failure with reduced ejection fraction/HFrEF) pada pasien gagal jantung akibat kondisi iskemia miokard.[23,25]
Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik adalah kondisi hipoksia jaringan sebagai akibat dari penurunan curah jantung, meskipun volume intravaskuler cukup. Pada kondisi syok kardiogenik, jantung tidak mampu memompa darah keseluruh tubuh, akibatnya terjadi gangguan hemodinamik.[23,25]
Syok kardiogenik merupakan komplikasi dari kondisi iskemia miokard pada angina pektoris, yang menyebabkan terjadinya gangguan fungsi miokardium, hipoperfusi end-organ, serta hipoksia. Komplikasi ini memiliki angka mortalitas yang tinggi.[23,25]
Prognosis
Prognosis angina pektoris tidak dapat dideskripsikan secara eksplisit, karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi prognosis penyakit tersebut. Faktor usia, derajat ringan-beratnya serangan angina, faktor risiko dan penyakit penyerta, serta kepatuhan pengobatan sangat mempengaruhi prognosis dari penyakit angina pektoris.[18,23,24]
Duke treadmill score dapat digunakan untuk memprediksi tingkat mortalitas pasien angina pektoris stabil melalui hasil uji latih jantung dengan treadmill dan EKG 12 sadapan. Tabel berikut mendeskripsikan skor treadmill beserta interpretasi dan prediksi mortalitas pasien dalam 1 tahun.[24,26]
Tabel 3. Interpretasi Duke Treadmill Score
Risiko | Nilai | Mortalitas dalam 1 tahun |
Risiko rendah | ≥5 | <1% |
Risiko sedang | 4‒10 | 2‒3% |
Risiko tinggi | ≤11 | ≥5% |
Sumber: dr. Eva Naomi, 2023.[23,26]
Beberapa parameter juga yang telah ditentukan pada sistem skoring TIMI risk score, untuk memprediksi kemungkinan mortalitas pada angina pektoris tidak stabil (NSTEMI). Parameter tersebut meliputi faktor usia, risiko penyakit arteri koroner, konsumsi aspirin, episode serangan angina, deviasi segmen ST pada EKG, serta peningkatan marker kardiak seperti yang dideskripsikan pada tabel di bawah.[23,24,27]
Tabel 4. TIMI Risk Score dan Interpretasinya
Kriteria | Nilai |
Usia ≥65 tahun | 1 |
Memiliki faktor risiko penyakit arteri koroner ≥3 (hipertensi, dislipidemia, diabetes melitus, obesitas, gaya hidup sedentari, merokok) | 1 |
Menggunakan aspirin dalam 7 hari terakhir | 1 |
Terdiagnosa penyakit arteri koroner (dengan stenosis ≥ 50%) | 1 |
Mengalami >1 episode angina saat istirahat dalam <24 jam | 1 |
Deviasi segmen ST pada EKG | 1 |
Peningkatan marker kardiak | 1 |
Interpretasi: Risiko mortalitas pada 14 hari (semua penyebab kematian, infark miokard baru atau berulang, atau iskemia berat berulang yang membutuhkan revaskularisasi mendesak) sebesar ● 1 poin 🡪 Risiko mortalitas 5% ● 2 poin 🡪 Risiko mortalitas 8% ● 3 poin 🡪 Risiko mortalitas 13% ● 4 poin 🡪 Risiko mortalitas 20% ● 5 poin 🡪 Risiko mortalitas 26% ● 6–7poin 🡪 Risiko mortalitas 41% |
Sumber: dr. Eva Naomi, 2023
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita