Epidemiologi Aritmia
Data epidemiologi mengindikasikan bahwa prevalensi aritmia sebesar 1,5% hingga 5% pada populasi global. Atrial fibrilasi merupakan jenis aritmia dengan insiden paling tinggi. Ventricular tachycardia merupakan jenis aritmia dengan mortalitas yang tinggi.
Global
Prevalensi aritmia secara umum diperkirakan sekitar 1,5% sampai 5% pada populasi global. Aritmia yang paling sering terjadi adalah atrial fibrilasi, dengan prevalensi global mencapai 46,3 juta kasus. Diperkirakan pada 2050, prevalensi atrial fibrilasi akan terus meningkat hingga mencapai 6-16 juta kasus di Amerika Serikat, 14 juta kasus di Eropa, dan 72 juta kasus di Asia.[1,2,12]
35% orang dengan usia kurang dari 25 tahun dapat mengalami bradikardia sinus secara normal. Bradikardia sinus juga dapat dialami secara normal pada atlet tanpa memandang usia. Sick sinus syndrome lebih sering terjadi pada usia lanjut, di mana 50% kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.[1,3]
Indonesia
Data epidemiologi aritmia di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Ventricular tachycardia merupakan takiaritmia dengan mortalitas tinggi. Ventricular tachycardia dikaitkan dengan kejadian sudden cardiac death yang menjadi penyebab dari 25% kematian secara global atau sekitar 4,2 juta kematian per tahun.
Di Amerika Serikat, angka mortalitas atrial fibrilasi pada populasi usia 35-84 tahun berada pada 22,3 per 100.000 penduduk pada 2018.[1-3,11-13]
AV block juga dapat meningkatkan mortalitas, termasuk pada pasien dengan infark miokard. Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Savic, et al terhadap 2.863 pasien infark miokard ST elevasi (STEMI) tanpa syok kardiogenik saat masuk rawat inap, mortalitas ditemukan lebih tinggi pada pasien dengan AV blok total (17,9%) bila dibandingkan dengan pasien tanpa AV blok total (3,6%).[14]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah