Prognosis Aritmia
Prognosis aritmia akan memburuk jika pasien memiliki kondisi kardiovaskular tertentu, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, dan kelainan otot jantung lain. Potensi komplikasi mencakup terbentuknya emboli, henti jantung, dan kematian.[1-3,6-8]
Komplikasi
Aritmia dapat menyebabkan terbentuknya trombus yang menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah di luar jantung. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya iskemia jaringan, seperti deep vein thrombosis hingga stroke.
Selain itu, aritmia dapat menyebabkan henti jantung dan sudden cardiac death.[1-3,6-8]
Prognosis
Prognosis aritmia dapat berbeda berdasarkan jenisnya. Pada bradiaritmia, prognosis sangat dipengaruhi oleh adanya kelainan struktur jantung yang menjadi etiologi aritmia. Pasien dengan disfungsi nodus sinus yang termasuk kategori rapuh, tirah baring, atau mengalami keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari memiliki prognosis jangka pendek yang lebih buruk.
Pada pasien AV block, prognosis lebih buruk dimiliki pasien bergejala ketimbang tidak bergejala tetapi prognosis keduanya adalah buruk bila tidak diterapi. Di sisi lain, prognosis AV block pada pasien dengan infark miokard bergantung pada luas cedera miokard yang terjadi.[3,6-8]
Pada takiaritmia, monomorphic ventricular tachycardia dengan penyebab idiopatik memiliki prognosis yang lebih baik. Aritmia ventrikuler yang terkait dengan vasospasme koroner memiliki risiko tinggi kekambuhan, di mana pasien yang telah mengalami cardiac arrest memiliki prognosis yang lebih buruk.
Prognosis aritmia yang berkaitan dengan penyakit jantung bawaan semakin baik seiring berkembangnya teknologi kedokteran. Angka kesintasan 1 tahun pada bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan yang berat dan kritis adalah 75,2%. Sementara itu, angka kesintasan 1 tahun penyakit jantung bawaan yang tidak kritis mencapai 97,1%.[2,6-8]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah