Pendahuluan Efusi Pleura
Efusi pleura didefinisikan sebagai adanya akumulasi cairan berlebih di cavum pleura, yakni ruang/rongga antara pleura viseral dan pleura parietal. Efusi pleura sendiri bukan merupakan penyakit, melainkan kondisi medis yang muncul akibat penyakit tertentu yang mendasarinya seperti kondisi infeksi, malignansi, serta peradangan jaringan sekitar pleura. Efusi pleura merupakan salah satu penyebab tertinggi morbiditas dan mortalitas terkait pulmoner.
Efusi pleura dapat terjadi karena tiga mekanisme, yakni ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik, peningkatan produksi cairan pleura, penurunan absorpsi limfatik.[1,2]
Diagnosis efusi pleura dapat dicurigai pada pasien dengan gejala sesak, nyeri dada, dan batuk dan riwayat komorbid penyakit seperti pneumonia, tuberkulosis, gagal jantung kongestif, kanker, dan emboli pulmonal. Diagnosis umumnya ditegakkan melalui pencitraan rontgen toraks tampilan posteroanterior dan/atau lateral.
Pemeriksaan penunjang lain seperti analisis cairan pleura juga penting dilakukan pada pasien efusi pleura untuk mengetahui etiologi pasti dari efusi pleura tersebut. Walau demikian, sekitar 20% kasus efusi pleura masih belum jelas penyebabnya sekalipun pemeriksaan penunjang sudah dilakukan.[1]
Penatalaksanaan efusi pleura yang bersifat simtomatik dapat berupa drainase cairan pleura menggunakan kateter interkostal. Namun, penatalaksanaan utama efusi pleura didasarkan pada etiologi penyakit yang mendasari efusi pleura tersebut seperti pemberian diuretik seperti furosemide pada pasien dengan komorbid gagal jantung kongestif atau pemberian antibiotik pada pasien dengan komorbid pneumonia.[1-3]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri