Edukasi dan Promosi Kesehatan Kardiomiopati
Edukasi dan promosi kesehatan pada kardiomiopati bertujuan untuk mencegah perburukan klinis atau tercetusnya gagal jantung akut pada pasien kardiomiopati. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menghindari konsumsi alkohol, kokain, dan amfetamin, serta memastikan tekanan darah, kolesterol dan gula darah terkontrol.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien dapat dimulai dengan menjelaskan perjalanan penyakit kardiomiopati, i yang dapat berujung pada gagal jantung, atau komplikasi yang dapat terjadi seperti kematian mendadak. Dokter juga sebaiknya menjelaskan pentingnya skrining pada keluarga, terutama bila sudah diketahui riwayat keluarga dengan kardiomiopati. Skrining biasanya dilakukan pada keluarga yang berusia di atas 12 tahun, pada keluarga yang bergejala, atau jika terlibat dalam olahraga kompetitif.
Pasien juga sebaiknya mengetahui prognosis pada tipe kardiomiopati yang dideritanya. Hal ini penting, agar pasien dapat terlibat dalam pengambilan keputusan terkait tata laksana, terutama pada tahap akhir penyakit yang mungkin melibatkan transplantasi jantung atau terapi paliatif.
Keluarga pasien sebaiknya mempelajari teknik cardiopulmonary resuscitation (CPR), karena adanya risiko henti jantung mendadak pada pada pasien kardiomiopati. Edukasi juga meliputi gejala-gejala gagal jantung akut, seperti sesak napas saat beraktivitas atau saat berbaring. Jika terjadi, maka pasien disarankan untuk segera mencari pertolongan medis.[7,9,33]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Peran genetik sangat besar dalam menyebabkan kardiomiopati, oleh karena itu penyakit kardiomiopati sendiri tidak dapat dicegah. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah untuk mencegah perburukan kondisi atau tercetusnya gagal jantung akut pada pasien kardiomiopati.
Pencegahan perburukan dapat dilakukan dengan menghindari penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin, serta mengontrol tekanan darah, kolesterol darah, dan gula darah. Pasien juga harus membiasakan gaya hidup sehat, dengan cara mengonsumsi diet gizi seimbang, tidur yang cukup, dan manajemen stres.
Selain itu, pasien juga perlu memastikan kecukupan cairan, dan menghindari diri dari dehidrasi, misalnya akibat diare atau kekurangan minum. Pasien kardiomiopati restriktif biasanya tidak disarankan untuk berpartisipasi pada olahraga kompetitif. Olahraga yang diperbolehkan adalah olahraga intensitas rendah, seperti golf atau biliar.[33,34]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra