Edukasi dan Promosi Kesehatan Koarktasio Aorta
Edukasi dan promosi kesehatan koarktasio aorta harus ditekankan kepada upaya pengenalan penyakit, faktor risiko, kepatuhan berobat dan kontrol rutin, serta kemungkinan rekurensi koarktasio aorta.[22]
Edukasi Pasien
Beberapa hal yang perlu disampaikan ketika melakukan edukasi pada pasien dengan koarktasio aorta antara lain:
- Penjelasan tentang koarktasio aorta sebagai kondisi bawaan lahir yang menimbulkan penyempitan saluran aorta dan dapat memunculkan gejala di kemudian hari
- Penjelasan tentang gejala-gejala yang dapat dialami seperti nyeri kepala, gangguan pernapasan, bengkak pada kaki, kaki terasa dingin, atau bayi yang menjadi tidak nafsu makan
- Perlu juga disampaikan bahwa untuk menegakkan diagnosis kondisi koarktasio aorta secara pasti dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti: ekokardiografi, foto rontgen toraks, MRI, CT-Scan, dan terkadang membutuhkan tindakan intervensi kateterisasi jantung
- Faktor risiko yang paling utama juga harus disampaikan yaitu riwayat defek jantung atau kelainan jantung kongenital pada anggota keluarga lainnya
- Pasien atau keluarga pasien juga perlu mendapatkan penjelasan terkait dengan penatalaksanaan terbaik untuk kondisi koarktasio aorta. Perlu juga disampaikan apabila koarktasio aorta tidak dikoreksi maka akan berujung kepada gagal jantung
- Pasien atau keluarga pasien juga harus mendapatkan penjelasan terkait dengan pilihan penatalaksanaan yang bergantung pada usia pasien. Jenis tindakan yang dilakukan akan berbeda pada bayi, anak, dan dewasa
- Tingkat rekurensi koarktasio aorta yang cukup tinggi mengharuskan pasien untuk kontrol ulang rutin dan berobat teratur[22]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit koarktasio aorta dapat dilakukan dengan cara skrining. Pemeriksaan fisik atau skrining prenatal merupakan salah satu tindakan yang efektif untuk mendiagnosis penyakit sebelum kemunculan kondisi gagal jantung.[4,5,7]
Skrining
Pemeriksaan fisik rutin dapat mendeteksi hipertensi, gangguan pulsasi nadi seperti perlambatan pulsasi, atau temuan abnormal dari pemeriksaan fisik jantung baik pada bayi, remaja, atau dewasa. Prenatal skrining juga dapat dilakukan dimana polihidramnion atau dugaan kelainan jantung pada USG terkait dengan peningkatan risiko kelainan jantung bawaan (termasuk koarktasio aorta).[4,5,7]
Pemeriksaan sederhana dengan oksimetri pulsasi dimana temuan abnormal dapat mengarahkan kepada diagnosis penyakit jantung kongenital. Koarktasio aorta dan sindrom jantung kiri hipoplastik adalah diagnosis paling umum pada bayi yang meninggal dengan diagnosis gagal jantung bawaan yang tidak terdiagnosis pada awal pemeriksaan sehingga skrining yang baik amat diperlukan pada kondisi ini.[4,5,7]