Patofisiologi Penyakit Jantung Rematik
Patofisiologi penyakit jantung rematik terjadi sebagai komplikasi dari infeksi faring oleh Streptococcus grup A, yang kemudian menimbulkan reaksi inflamasi dan reaktivitas silang antara protein bakteri dan jaringan jantung yang bermanifestasi sebagai demam rematik akut.[3-5]
Demam Rematik
Demam rematik akut merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 2, di mana reaksi imun yang terjadi dimediasi oleh interaksi antigen antibodi. Terdapat kemiripan molekuler antara protein M dari Streptococcus dengan protein alfa helix jantung, seperti miosin tropomiosin, keratin, laminin, vimentin, dan endotel katup, sehingga sistem imun mengenali mimikri molekuler tersebut sebagai autoantigen.
Kemudian, terjadi reaksi silang autoimun, baik secara humoral maupun dimediasi oleh sel. Sebagai hasilnya, auto antibodi monoklonal penderita demam rematik akut akan bereaksi tidak hanya terhadap Streptococcus, tetapi juga terhadap myosin pada miokardium dan endothelium katup jantung.
Reaksi peradangan pada endotelium yang mengelilingi katup menyebabkan sel T masuk ke dalam katup, sehingga menghasilkan jaringan parut. Inflamasi sitokin, seperti TNF-alpha, IFN-gamma, IL-10, IL-4 juga bertanggung jawab pada progresifitas lesi fibrotik katup.[3-5]
Kerusakan Katup Jantung
Penyakit jantung rematik ditandai dengan adanya kerusakan katup jantung secara permanen, baik pada satu atau lebih katup. Pada kondisi akut, katup mengalami inflamasi dan edema ringan. Sedangkan pada kondisi kronis, katup akan mengalami penebalan dan fibrosis.
Sekitar 50-60% kasus penyakit jantung rematik berdampak pada katup mitral, 20-30% mengenai katup aorta, dan hanya 10% berdampak pada katup trikuspid atau pulmonal.
Kelainan katup yang paling sering terjadi adalah fusi komisura yang mengakibatkan stenosis katup mitral. Selain itu, dapat terjadi juga lesi fungsional seperti regurgitasi katup mitral dan regurgitasi katup aorta. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi gagal jantung kongestif.[2,4,6]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini