Edukasi dan Promosi Kesehatan Luka Bakar Pada Anak
Edukasi dan promosi kesehatan luka bakar pada anak dilakukan pada pasien dan orang tua, yakni terkait cara perawatan luka dan pencegahan komplikasi. Minta pasien untuk tidak menggaruk luka atau menyentuh bagian luka dengan tangan yang kotor. Sampaikan untuk jaga kebersihan luka dan kontrol dengan teratur.[59,60]
Edukasi Pasien
Edukasi yang diberikan pada pasien sangat membantu proses penyembuhan luka dan mengembalikan fungsional tubuh. Jelaskan mengenai proses perjalanan penyakit dan perawatan luka di rumah.
Proses Perjalanan Penyakit
Jelaskan kepada orang tua/pengasuh mengenai luka bakar yang terjadi dan efek yang ditimbulkan. Jelaskan kepada orang tua mengenai prognosis khususnya luka bakar berat pada anak. Minta kepada orang tua/pengasuh untuk memberikan dukungan psikologis dalam proses penyembuhan luka.
Jelaskan kepada orang tua/pengasuh mengenai diet yang diperlukan, yakni tinggi kalori tinggi protein, cukup asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Minta kepada orang tua untuk meminum obat sesuai jadwal dan mematuhi jadwal kontrol. Jelaskan pula kepada orang tua mengenai tanda-tanda munculnya infeksi baru dan kapan harus datang kembali ke dokter.[9,29,55-57]
Perawatan Luka Bakar
Minta pasien atau pengasuhnya untuk membersihkan luka bakar 2 kali sehari di rumah. Pada luka yang dibalut, ganti balutan setiap hari. Pada luka bakar derajat berat. jaga anak agar anak tidak kedinginan selama penggantian balutan karena panas tubuh bisa hilang dengan cepat.
Bila luka bakar mengenai ekstremitas, elevasikan untuk menghindari pembengkakan. Jangan pecahkan bula karena dapat menjadi sumber masuknya infeksi, namun bila bula telah pecah bersihkan dengan perlahan lalu lakukan perawatan luka dengan dressing.
Pada proses penyembuhan luka bakar dapat terjadi gatal, jangan menggaruk area luka bakar. Minta pasien untuk berkonsultasi pada dokter setiap muncul keluhan yang baru.
Pasien dengan luka bakar harus tetap mandi untuk menjaga kebersihan kulit dan mencegah kolonisasi bakteri. Usap dengan lembut permukaan kulit ketika mandi. Gunakan air hangat dan lakukan pemeriksaan suhu air mandi sebelum membilasnya ke kulit.
Gunakan sunscreen dengan sun protection factor (SPF) minimal 30 sebelum keluar rumah untuk mencegah timbulnya lepuh dan sunburn pada lapisan kulit baru yang sensitif.[56-59]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan luka bakar pada anak dapat dilakukan dengan menjauhkan anak dari sumber api, barang-barang panas, barang-barang kimia, dan barang-barang mudah meledak. Pasang perangkat anti lepuh pada shower mandi, bak mandi, dan kran air.
Di area rumah tangga, menutup api dan membatasi ketinggian api terbuka dapat mencegah luka bakar. Gunakan kompor yang aman dengan memperhatikan desain kompor, terutama yang berkaitan dengan stabilitas dan pencegahan akses oleh anak-anak.
Hindari merokok di sekitar anak. Kelalaian dalam merokok di sekitar anak-anak dapat mencederai mereka. Selain itu, korek api yang digunakan haruslah jenis yang tidak bisa dinyalakan anak. Merokok pada ruangan yang memiliki aliran oksigen dapat memicu terjadi ledakan.
Jangan menjemur bayi dalam keadaan tanpa baju dan dalam kurun waktu lama. Jangan meletakkan stop kontak pada tempat yang mudah dijangkau anak-anak.
Promosikan pendidikan keselamatan kebakaran dan penggunaan detektor asap, alat penyiram api, dan sistem penyelamatan diri dari kebakaran di rumah dan tempat publik seperti sekolah.[55,56,60]
Pertolongan Pertama Luka Bakar
Pertolongan luka bakar pada anak sangat berguna mencegah luka bakar menjadi parah. Adapun pertolongan pertama luka bakar adalah jangan panik dan jauhkan anak dari sumber panas, kemudian lepaskan pakaian atau perhiasan dari tubuh pasien. Namun, bila telah dicoba sulit untuk dibuka, jangan dipaksa kembali untuk membukanya karena dapat memicu terjadinya perdarahan, kerusakan kulit, dan meningkatkan risiko infeksi
Selanjutnya, dinginkan area tubuh yang terbakar dengan air mengalir selama 10-20 menit hingga bantuan datang. Hindari penggunaan es batu, air dingin, mentega, pasta gigi ataupun kecap karena dapat memperburuk cedera luka bakar.[8,31]
Penulisan pertama oleh: dr. Johannes Albert B. SpBP-RE