Edukasi dan Promosi Kesehatan Xerostomia
Edukasi dan promosi kesehatan pada xerostomia perlu ditekankan pada mencari penyakit yang mendasari. Sampaikan pada pasien bahwa xerostomia dapat disebabkan oleh penuaan dan gaya hidup seperti merokok dan konsumsi kafein, tapi juga sering berkaitan dengan penyakit sistemik. Tekankan mengenai pentingnya menjaga kebersihan rongga mulut untuk mencegah komplikasi dental seperti karies gigi.[6-8]
Edukasi
Pada kasus xerostomia yang disebabkan faktor gaya hidup, minta pasien untuk mengonsumsi air yang cukup, berhenti merokok, serta mengurangi konsumsi alkohol dan kafein.
Pada xerostomia yang diinduksi obat, sampaikan pada pasien mengenai kemungkinan keperluan mengganti obat ke golongan lain yang tidak menyebabkan xerostomia. Meski demikian, ingatkan pasien untuk tidak menghentikan pengobatan tanpa konsultasi dengan dokter. Obat-obatan yang perlu dihindari atau digunakan secara hati-hati antara lain golongan antikolinergik seperti scopolamine, antihistamin seperti fexofenadine dan loratadine, diuretik seperti furosemide, serta antidepresan trisiklik seperti amitriptyline.[6-8]
Selain itu, sampaikan pada pasien bahwa hidrasi yang cukup merupakan salah satu cara efektif dalam mencegah kekeringan mulut dan tidak membutuhkan biaya besar. Meminum air dalam jumlah sedikit secara berkala dilaporkan sebagai metode efektif untuk tata laksana xerostomia.
Pada pasien yang mengalami xerostomia, edukasi berikut dapat meringankan keluhan:
- Mengunyah permen karet bebas gula untuk stimulasi sekresi saliva
- Menggunakan humidifier terutama pada malam hari
- Menghindari konsumsi makanan yang pedas, asin, dan asam terlalu sering
- Mengurangi konsumsi alkohol, kopi, minuman mengandung gula, dan permen
- Menjaga kelembaban bibir untuk mencegah cheilitis
- Kontrol rutin ke dokter yang menangani penyakit sistemik yang diderita pasien
- Melakukan terapi psikologis untuk menanggulangi gangguan psikis yang dimiliki jika xerostomia berkaitan dengan stres psikis[2,5,6]
Promosi Kesehatan
Kondisi hiposaliva akan meningkatkan risiko karies dan stomatitis rekuren, namun risiko ini dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan mulut secara rutin. Salah satu cara sederhana adalah dengan menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari untuk menghilangkan debris makanan dan plak.
Sarankan pasien untuk kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, dan melakukan aplikasi fluoride topikal untuk mencegah komplikasi karies gigi.[2,5,6,16]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini