Epidemiologi Abses Otak
Data epidemiologi menunjukkan bahwa abses otak lebih banyak ditemukan di negara berkembang. Angka mortalitas akibat abses otak menurun setelah perkembangan antimikroba dan penggunaan teknologi pencitraan untuk diagnosis.[2]
Global
Secara global, abses otak lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 2-3:1). Angka morbiditas tertinggi adalah pada kelompok usia >40 tahun. Insidensi abses otak adalah 8% dari seluruh kasus massa intrakranial di negara berkembang dan 1-2% di negara barat. Prevalensi abses otak tertinggi ditemukan pada laki-laki dewasa muda <30 tahun, anak usia 4-7 tahun, dan neonatus.
Di Amerika Serikat, prevalensi abses otak pada pasien yang menderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) termasuk cukup tinggi, sekitar 1.500-2.500 kasus per tahun. Kasus abses otak fungal ditemukan meningkat akibat penggunaan antibiotik spektrum luas dan obat imunosupresan.[1,4,7]
Data epidemiologi di Taiwan menunjukkan insidensi abses otak tertinggi ditemukan pada kelompok usia 40-44 tahun. Insidensi abses otak yang didapatkan adalah 1,88 per 100.000 penduduk. Angka ini meningkat seiring dengan pertambahan usia yakni 0,58 per 100.000 penduduk kelompok usia 0-14 tahun dan 4,67 per 100.000 penduduk kelompok usia >60 tahun.[10]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi khusus mengenai abses otak di Indonesia.
Mortalitas
Tingkat mortalitas pasien abses otak dipengaruhi oleh beberapa keadaan, yakni usia, kondisi neurologis saat pasien tiba di rumah sakit, status imunitas pasien, penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, dan skor Glasgow Coma Scale (GCS). Skor GCS pasien abses otak yang kurang dari 12 berhubungan dengan angka kematian yang lebih tinggi dan defisit neurologis permanen.[1]
Angka mortalitas abses otak menurun menjadi 20% setelah ditemukan teknologi coherence tomographic scan (CT-scan). CT-scan berguna untuk deteksi awal dan lokalisasi massa abses secara akurat. Case fatality rates abses otak menurun dari 40% menjadi 10% dalam 50 tahun terakhir.
Angka mortalitas lebih tinggi pada kelompok usia tua, yakni 17,34% dibandingkan kelompok usia 0-14 tahun, yakni 4,22%. Tidak ada perbedaan angka mortalitas abses otak antara laki-laki dan perempuan.[1,6,10]
Angka mortalitas pada pasien immunocompromised lebih tinggi walaupun dengan penatalaksanaan yang adekuat. Ruptur abses otak menyebabkan angka mortalitas antara 27-85%.[6,12]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja