Diagnosis Aneurisma Otak
Aneurisma otak atau aneurisma serebral yang belum ruptur umumnya tidak bergejala dan sulit diketahui hanya dari anamnesa dan pemeriksaan fisik saja dan terkadang diketahui tidak sengaja ketika melakukan pemeriksaan radiologis. Keluhan akan muncul ketika ukuran aneurisma membesar dan menekan area sekitarnya atau ketika aneurisma mengalami ruptur.[7]
Anamnesis
Aneurisma otak yang belum ruptur umumnya tidak bergejala (sekitar 10–15% kasus). Aneurisma yang belum ruptur umumnya dapat menimbulkan gejala karena adanya efek penekanan pada jaringan sekitarnya, beberapa gejala yang muncul di antaranya:
- Nyeri kepala
- Neuropati kranial
- Kejang
- Gangguan penglihatan[1,7]
Pada kasus aneurisma yang ruptur akan muncul keluhan berupa nyeri kepala dengan onset mendadak dan terasa nyeri yang sangat hebat, dirasakan sebagai nyeri kepala yang paling berat yang pernah dirasakan pasien atau disebut juga “thunderclap headache”. Nyeri kepala ini dapat disertai dengan keluhan lain seperti penurunan kesadaran mendadak, mual-muntah dan meningismus.
Terkadang dapat juga disertai dengan kejang (pada 10% kasus). Pada beberapa kasus, nyeri kepala yang dirasakan dapat terjadi dalam 6–20 hari sebelum terjadinya perdarahan subarachnoid (subarachnoid hemorrhage, SAH) (sekitar 10–43% kasus SAH) yang disebut juga dengan sentinel headache. Hal ini terjadi karena adanya perdarahan-perdarahan kecil yang mulai terjadi dan ini penanda terjadinya ruptur.[1,7]
Pemeriksaan Fisik
Pada kasus aneurisma otak yang tidak bergejala, pemeriksan fisik akan tampak normal. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan aneurisma yang bergejala, dapat ditemukan adanya:
- Peningkatan tekanan darah
- Dilatasi pupil
- Gangguan penglihatan atau lapang pandang
- Defisit saraf kranial, sensorik maupun motorik
- Kaku kuduk, terutama pada pasien dengan komplikasi SAH[7]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding pada kasus aneurisma otak yang belum ruptur namun bergejala yaitu pada kasus malformasi arteri vena, sindrom sinus kavernosus, trombosis vena serebral, migrain, cluster headache, dan stroke iskemik. Sedangkan pada kasus aneurisma otak yang ruptur, gejala yang dialami akan mirip dengan stroke perdarahan atau diseksi arteri karotis/vena.[7]
Pemeriksaan Penunjang
Standar baku emas untuk aneurisma otak adalah digital subtraction angiography (DSA) atau angiografi serebral. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk memastikan adanya aneurisma otak diantaranya computed tomography angiography (CTA) dan magnetic resonance angiography (MRA).
Pada kasus aneurisma yang ruptur, dapat dilakukan pemeriksaan CT scan kepala tanpa kontras dengan sensitivitas 100% jika dilakukan dalam waktu 6 jam dari onset. MRI maupun CT scan kepala polos dapat memberikan gambaran tentang jaringan otak sekitar aneurisma.[1]
Pada kasus SAH karena ruptur aneurisma, jika tidak didapatkan kelainan pada CT scan kepalanya tetapi kondisi klinis pasien menunjukkan adanya SAH, dapat dilakukan lumbal pungsi. Pada lumbal pungsi akan didapatkan adanya peningkatan tekanan dan peningkatan sel darah merah pada sampel cairan serebrospinal yang tampak berwarna xantokrom.[4,7]
Computed Tomography Angiography
CT angiography paling banyak digunakan untuk diagnosis dan skrining aneurisma otak. Sensitifitasnya berkisar antara 53–95% tergantung dari ukuran aneurismanya, dengan spesifisitas sekitar 98,9%.[1]
Magnetic Resonance Angiography
Magnetic resonance angiography (MRA) dapat digunakan untuk diagnosis dan skrining aneurisma otak. Namun sensitivitasnya terhadap aneurisma dengan ukuran kecil (<3 mm) tergolong buruk, dengan spesifisitasnya sekitar 89%. Kekurangan lainnya adalah dapat terjadi false-negative ataupun false-positive jika letak aneurisma berada di dasar kranium dan arteri serebri media.[1]
Digital Subtraction Angiography
Digital subtraction angiography (DSA) merupakan pemeriksaan baku emas aneurisma otak. DSA mampu menampilkan dan menilai morfologi aneurisma serta hubungannya dengan percabangan pembuluh darah yang lain. Selain itu, DSA mampu membedakan mana yang merupakan infundibulum dan mana yang merupakan aneurisma.[1]