Etiologi Aneurisma Otak
Etiologi terjadinya aneurisma otak atau aneurisma serebral disebabkan karena adanya degradasi struktur dinding arteri, yaitu tunika media yang tipis, dan hilangnya lamina elastik internal. Hal ini menyebabkan kerapuhan struktur pembuluh darah otak lokal.[3]
Aneurisma otak sering kali terjadi pada pasien yang memiliki faktor risiko yang kuat. Terdapat juga faktor genetik dimana kejadiannya meningkat pada pasien dengan riwayat aneurisma di keluarga, umumnya terjadi pada >1 anggota keluarga, serta pada pasien dengan sindrom herediter. Saat ini belum ada gen spesifik yang dikaitkan dengan terjadinya aneurisma otak.[4,5]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya aneurisma otak, di antaranya:
- Perokok
Hipertensi yang tidak dikontrol
- Pasien dengan sindrom herediter, seperti: autosomal dominant polycystic kidney disease (ADPKD), sindrom Ehlers-Danlos tipe IV, dan anemia sel sabit
- Riwayat keluarga dengan aneurisma otak
- Usia tua dan jenis kelamin wanita[6,7]
Merokok dan hipertensi merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, kedua faktor risiko tersebut dapat menyebabkan stress oksidatif yang akan menyebabkan cedera endotel dan reaksi inflamasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya pasien sindrom herediter, pasien dengan riwayat aneurisma otak, pasien usia tua, dan juga wanita.[7]
Faktor risiko aneurisma yang berisiko mengalami ruptur, di antaranya:
- Ukuran: aneurisma >10 mm berisiko mengalami ruptur
- Lokasi : aneurisma pada arteri komunikans anterior karena ukurannya yang kecil dan aneurisma pada sirkulasi posterior lebih mudah ruptur
- Morfologi : semakin membesar ukuran aneurisma, morfologinya akan berubah dan semakin rentan untuk mengalami ruptur
- Faktor dari pasien : jenis kelamin wanita, perokok, kebiasaan mengonsumsi alkohol, riwayat hipertensi, riwayat keluarga, dan riwayat perdarahan subarachnoid (subarachnoid bleeding, SAH)[3]